Menu

Menuju Desa Wisata Nasional, Tim PkM DB Unri dan Pemerintah Desa Koto Sentajo Gelar Diskusi

Satria Utama 24 Jul 2020, 17:29
Salah satu bangunan tua di Sentajo
Salah satu bangunan tua di Sentajo

RIAU24.COM -  KUANSING - Dalam upaya mengembangkan sektor pariwisata, tim Pengabdian kepada Masyarakat Desa Binaan (PkM DB) Universitas Riau yang dipimpin Yohannes Firzal, ST., MT., PhD sekaligus dosen pembimbing lapangan (DPL) Kukerta melakukan diskusi bersama seluruh perangkat desa wisata Koto Sentajo, kecamatan Sentajo Raya, Kabupaten Kuantan Singingi, Kamis (24/07/2020). 

Yohannes menjelaskan Sesa Koto Sentajo terpilih untuk mengikuti perlombaan 20 Desa Wisata Nasional yang diadakan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekaraf). "Ini merupakan hasil kerja sama kita bersama selama 3 tahun terakhir. Kami ingin masyarakat bisa memberdayakan potensi yang mereka miliki," ujar Yohannes didampingi anggota tim lainnya, Chelsy Yesicha, S.Sos., M.I.Kom, Andri Sulistyani, S.S., M.Sc, dan Ns. Safri, M.Kep.,Sp.Kep.MB.

Dalam diskusi tersebut, Andri Sulistyani yang pernah mewakili undangan Program Pendampingan Masyarakat Desa Wisata Berbasis Pendampingan yang digelar KEMENPAREKRAF beberapa waktu lalu di Medan menyampaikan, Desa Koto Sentajo memiliki kendala besar untuk bersaing yaitu, penetapan Surat Keputusan (SK) desa Koto Sentajo, Kecamatan Sentajo Raya, Kabupaten Kuantan Singingi sebagai desa wisata hingga kini belum juga diterbitkan. 

 

Hal tersebut juga dikeluhkan Kepala Desa dan seluruh perangkat desa. Menurut Kepala desa Koto Sentajo, Heprianto, SK tersebut telah diusulkan sejak tahun 2018, tetapi hingga saat ini belum mendapat kepastian dari Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Kuantan Singingi. 

“Sampai hari ini pemda hanya sebatas atensi, memang dukungan itu ada, cuma kalau kita konfirmasi lebih lanjut, pemda akan banyak alasan," tambah Madiyusman, Kepala Urusan Kenegrian Sentajo.

Ironisnya, gapura kawasan cagar budaya desa Koto Sentajo sudah dibangun sejak 8 tahun silam oleh pemerintah daerah setempat. Namun hingga saat ini belum ada surat keputusan resmi yang diserahkan kepada aparatur desa juga SK yang menetapkan desa tersebut sebagai desa wisata. "Seharusnya sebelum gerbang itu jadi, SK harus sudah dikeluarkan," ujar Madiyusman. 

Tim Kuliah Kerja Nyata (Kukerta) Terintegrasi Universitas Riau (UNRI) yang melakukan pengabdian masyarakat melalui program Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Riau, telah melakukan penelusuran ke Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Kuantan Singingi terkait SK Desa Wisata yang tak kunjung terbit. 

Menurut Nasjuneri Putra selaku Kasi Pengelolaan Destinasi Pariwisata mengatakan, pemerintah daerah sudah mengusulkan tujuh desa sebagai rintisan. "Mudahan-mudahan pihak desa bisa membantu kita. Insya Allah bisa kita segerakan menjadi desa wisata".

Dengan adanya audiensi Tim PkM DB, tim Kukerta Terintegrasi UNRI bersama perangkat desa, pihak desa optimis beraqing pada kejuaraan desa wisata nasional yang mendapatkan pemberdayaan Masyarakat Desa Wisata Berbasis Pendampingan Kerja Sama Kemenparekraf, Kemendes dan Perguruan tinggi Tahun 2020. ***(rls/JY)