Menu

Parah, Menlu Sebut Belasan ABK Indonesia Tewas di Atas Kapal China

M. Iqbal 1 Aug 2020, 10:22
ABK asal Indonesia yang jasadnya dibuang ke luat
ABK asal Indonesia yang jasadnya dibuang ke luat

RIAU24.COM - Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) menyebutkan jumlah kematian Anak Buah Kapal (ABK) WNI di kapal Cina bertambah menjadi 12 orang sejak November 2019.

Dilansir dari Sindonews.com, Sabtu, 1 Agustus 2020, Menlu Indonesia, Retno Marsudi telah menyampaikan keprihatinan mendalam atas kematian para ABK tersebut saat berbicara dengan Menlu China Wang Yi.

Berdasarkan data, dari total 12 korban, empat jasad di antaranya dibuang atau dilarung ke laut. Para aktivis mengklaim beberapa ABK, yang kebanyakan tidak membawa dokumen, dituntut bekerja dalam kondisi yang mengerikan di atas kapal-kapal nelayan China.

Menlu Retno menuntut penyelidikan setelah pembicaraan dengan Menlu Wang Yi. "Saya menyampaikan kekhawatiran mendalam Pemerintah Indonesia tentang berbagai insiden yang menimpa awak kapal Indonesia di atas kapal nelayan China," ujarnya.

"Secara khusus, kami mendesak pemerintah China untuk melakukan penyelidikan menyeluruh, diikuti dengan tindakan hukum, sehubungan dengan kematian, pembuangan jasad dan kondisi kerja yang tidak layak," lanjut Retno.

Sementara itu, Direktur Pelindungan Warga Negara Indonesia dan Badan Hukum Indonesia di Kementerian Luar Negeri Indonesia, Judha Nugraha, seperti dilansir Express.co.uk, mengaku telah menerima informasi baru tentang empat pelaut yang tewas di dua kapal nelayan China pada Mei dan Juni.

Judha mengatakan jasad-jasad ABK Indonesia itu telah dilarung di Laut China Selatan dan Samudra Hindia awal bulan Juli. Baca Juga : Selain Dideportasi, 3 Warga China Pelanggar Izin Tinggal Masuk Daftar Cekal

Perwakilan Indonesia di Singapura, Beijing dan Guangzhou telah meminta jenazah-jenazah ABK WNI dipulangkan ke Tanah Air. Melarung jasad di laut hanya boleh dilakukan ketika tidak ada pilihan lain. "Kami sangat prihatin, meskipun praktik ini diizinkan di dunia maritim," kata Judha.

"Tapi ini harus menjadi pilihan terakhir ketika pemulangan (jenazah) tidak memungkinkan lagi," katanya lagi.

Duta Besar China untuk Indonesia, Xiao Qian, dilaporkan telah menghadiri sebuah pertemuan pada hari Selasa yang membahas nasib para ABK WNI.