Menu

Kabar Gembira, Ilmuwan Rusia Klaim Temukan Kelemahan Utama Virus Corona, Begini Penjelasannya

Siswandi 11 Aug 2020, 10:45
Ilustrasi
Ilustrasi

RIAU24.COM -  Kabar gembira datang dari Rusia. Para ilmuwan dari Pusat Penelitian Virologi dan Bioteknologi VECTOR Rusia, mengklaim telah menemukan kelemahan utama dari virus Corona. Hasil itu diperoleh setelah melalui sejumlah proses dan penelitian. 

Baru-baru ini, temuan tersebut dipresentasikan Rospotrebnadzor, sebuah Layanan Federal untuk Pengawasan Perlindungan Hak-Hak Konsumen dan Kesejahteraan Manusia di Rusia. Hasil riset itu kemudian disebarluaskan dalam laporan Sputnik News belum lama ini.

Dilansir detik, Selasa 11 Agustus 2020, ada beberapa poin penting dalam temuan tersebut. Di antaranya, dari hasil riset diketahui bahwa air suhu ruangan ternyata dapat membunuh 90 persenpartikel virus Corona selama 24 jam. Setelah 72 jam, sekitar 99,9 persen partikel virus ditemukan mati.

Dilansir laman BGR, studi ini juga mengklaim bahwa air mendidih membunuh secara cepat seluruh partikel Covid-19. Selain itu, air yang mengandung klorin pun diyakini sangat efektif dalam membunuh virus Corona

Selain itu, peneliti juga menemukan, unsur-unsur virus dapat tetap hidup untuk sementara waktu di air yang dideklorinasi serta air laut dengan tingkat kelangsungan hidup tergantung pada suhu. Namun setelah ratusan analisis, mereka berkesimpulan tidak ada risiko besar ditularkan melalui air.

Sebelumnya, Menteri Kesehatan Rusia Mikhail Murashko mengumumkan vaksin Corona buatan negaranya sudah siap dan segera menggelar vaksinasi massal pada bulan Oktober. Untk uji klinis, dilakukan Gamaleya National Research Institute of Epidemiology and Microbiology dan saat ini telah selesai dilakukan. Hasilnya diklaim muncul respons imun terhadap virus Corona dan tidak ada efek sampingnya.

Dikatakan otoritas Rusia, metode yang sama juga digunakan oleh sejumlah negara dan perusahaan lain, termasuk Moderna. Perusahaan bioteknologi yang berbasis di Cambridge, Massachusetts, AS ini juga telah membangun vaksinnya berdasarkan pengembangan vaksin untuk MERS. ***