Menu

Syekh Ali Jaber Terluka Akibat Ditikam 'Orang Gila', FPI Sebut Itu Modus Lama Komunis, Ini Tanda-tandanya

Siswandi 15 Sep 2020, 09:50
Sekretaris Umum FPI Munarman
Sekretaris Umum FPI Munarman

RIAU24.COM -  Hingga saat ini, penganiayaan yang dialami penceramah sekaligus ulama Syekh Ali Jaber, masih menjadi sorotan banyak pihak. Sorotan semakin bertambah, seiring beredarnya kabar yang menyebutkan pelakunya yakni Alpin Adrian disebut-sebut mengalami gangguan jiwa alias gila. Banyak pihaknya yang menyangsikan pendapat itu, termasuk Syekh Ali Jaber sendiri. 

Bahkan pernyataan lebih tegas datang dari Sekretaris Umum (Sekum) Front Pembela Islam (FPI), Munarman. Munarman bahkan menyebutkan, insiden yang menimpa Syekh Ali Jaber merupakan modus lama yang kerap dilakukan golongan komunis. 

Menurutnya, penganiayaan terhadap ulama di Indonesia bukan baru kali ini saja terjadi. Tapi sudah banyak insiden di Tanah Air, yang korbannya berasal dari kalangan ustaz maupun ulama. Namun begitu pelakunya tertangkap, modusnya selalu menyebut pelaku diduga mengidap gangguan jiwa.

Sama halnya dengan aksi Alpin Adrian, menurutnya hal itu hanya menambah daftar panjang aksi penganiayaan terhadap para ulama di Tanah Air. 

“Modus pembunuhan para ustaz dan ulama ini biasa dilakukan oleh golongan komunis ekasila dan trisila. Sejarah membuktikan tahun ’48, ’65, 98, dan 2019 saat menjelang pilpres,” lontarnya.

Dilansir viva, Selasa 15 September 2020, Munarman menyebut kaum komunis memang selalu melakukan pembunuhan dengan isu dukun santet, setan desa, dan macam-macam lagi. Kalau tertangkap, pelakunya kemudian dicap sebagai orang gila. 

“Umat Islam sudah paham dengan permainan yang begini,” tegasnya. 

Seperti diketahui, Syekh Ali Jaber ditikam seorang pemuda bernama A Alpin Andrian, saat sang dai berceramah di Masjid Falahudin, Sukajawa, Tanjungkarang Barat, Bandar Lampung, Lampung, Minggu sore, 13 September 2020. Akibatnya, Syekh Ali mengalami luka tusuk sedalam empat sentimeter di lengan kanannya.

Begitu diamankan beberapa saat beraksi, pengakuan langsung datang dari pihak keluarga. Mereka mengatakan, Alpin memiliki riwayat gangguan jiwa sejak empat tahun belakangan. Namun, sejauh ini belum ada keterangan resmi dari Kepolisian atas kondisi kejiwaannya. Pihak Kepolisian juga belum memastikan apa yang motif Alpin sehingga nekat menyerang Ali Jaber. 

Menurut pengakuan Alpin kepada penyidik Polres Kota Bandarlampung, menusuk Syekh Ali Jaber secara spontan. Seperti dituturkan Kasat Reskrim Kompol Rezky Maulana, Alpin juga mengaku tidak tahu ada Syekh Ali Jaber meski lokasi pengajian itu dekat dengan rumahnya. 

Pelaku juga berhalusinasi pernah didatangi Syekh Ali Jaber setahun lalu karena sering menyimak ceramah sang dai melalui Youtube. 

“Begitu mendengar dari masjid ada yang mendengar Ali Jaber, nah, enggak lama dari situ dia ke dapur ambil pisau menuju ke tempat itu. Jadi, secara spontan pada saat itu, tapi masih kita dalami nih. Sementara pengakuannya seperti itu,” ujarnya. ***