Menu

Berkomplot dengan Korut, Iran Bakal Punya Senjata Nuklir Akhir Tahun Ini, Amerika Siapkan Sanksi Baru

Satria Utama 21 Sep 2020, 07:34
Ilustrasi
Ilustrasi

RIAU24.COM -  Amerika menuding Iran akan memiliki bom nuklir pada akhir tahun ini. Negara para Mullah itu juga dituduh berkomplot dengan Korea Utara (Korut) untuk mengembangkan rudal jarak jauh. Tudingan itu dilontarkan seorang pejabat senior Amerika Serikat (AS) yang tidak menyebutkan identitasnya kepada Reuters pada hari Minggu.

"Iran dan Korea Utara telah melanjutkan kerja sama dalam proyek rudal jarak jauh, termasuk pemindahan bagian penting. Iran dengan jelas melakukan segalanya untuk kembali ke bisnis persenjataan," ujarnya seperti dilansir Sindonews, Senin (21/9/2020).

Dia mengaku punya data yang lengkap, termasuk dari Badan Energi Atom Internasional (IAEA), tetapi enggan memberikan bukti atau rincian lainnya.

Sebagai respons, pemerintah AS akan memberlakukan sanksi baru pada hari Senin (21/9/2020) yang menargetkan lebih dari 20 individu dan entitas yang terlibat dalam program senjata konvensional, rudal dan nuklir.

Dia menambahkan bahwa perintah eksekutif Presiden Trump yang dijadwalkan pada hari Senin juga akan memungkinkan Washington untuk menggunakan sanksi sekunder terhadap mereka yang membeli atau menjual senjata ke Iran, tidak termasuk mereka dari pasar AS.

Pada hari Sabtu, Menteri Luar Negeri Michael Pompeo mengumumkan bahwa semua sanksi PBB diberlakukan kembali terhadap Iran, dan langkah-langkah baru akan menyusul. Bekas direktur CIA itu menambahkan bahwa AS tidak akan ragu untuk menghukum negara-negara yang menentang Amerika

Pemerintah Trump telah lama melancarkan kampanye sanksi terhadap Teheran, yang dijuluki sebagai pendekatan "tekanan maksimum". Washington menjatuhkan rentetan sanksi terhadap Teheran dengan dalih menahan ancaman nuklir Iran sembari mengecam apa yang mereka sebut sebagai "pemerintah yang menindas". 

Pada Oktober 2019, Pompeo menulis tweet; "Iran harus secara fundamental mengubah perilakunya dan bertindak seperti negara normal, atau dapat menyaksikan ekonominya runtuh".

Menteri Luar Negeri Iran Javad Zarif mengecam pemerintah AS karena memulihkan sanksi internasional terhadap Teheran. Dia menegaskan bahwa komunitas internasional telah berbicara menentang langkah Amerika tersebut.

Perwakilan Tinggi Uni Eropa untuk Urusan Luar Negeri Josep Borrell mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari Minggu bahwa Washington tidak dapat secara sepihak memulihkan sanksi internasional terhadap Iran berdasarkan perjanjian yang ditariknya. Perjanjian yang dimaksud adalah perjanjian Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA) yang juga dikenal sebagai kesepakatan nuklir 2015. ****