Menu

Makin Besar Kepala, Usai Pembunuhan Berantai, OPM di Papua Terang-terangan Tantang TNI Perang

Siswandi 21 Sep 2020, 10:33
Penanggungjawab TPNPB-OPM, Mayor Jenderal Lekkagak Telenggen. Foto: int
Penanggungjawab TPNPB-OPM, Mayor Jenderal Lekkagak Telenggen. Foto: int

RIAU24.COM -  Aksi kelompok separatis bersenjata dari Organisasi Papua Merdeka (OPM) saat ini kian menjadi-jadi. Setelah melakukan sejumlah pembunuhan berantai, organisasi terlarang ini tampaknya kian besar kepala. Yang terbaru, mereka malah dengan terang-terangan menantang TNI untuk perang. 

Diduga, aksi terang-terangan itu dilakukan kelompok milisi bersenjata ini setelah membentuk angkatan perang bernama Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat OPM (TPNPB-OPM).

Tantangan perang itu disampaikan langsung Penanggungjawab Komando Nasional Pimpinan Militer TPNPB-OPM, Mayor Jenderal Lekkagak Telenggen. Pernyataannya disiarkan melalui saluran-saluran jaringan yang diklaim resmi milik TPNPB-OPM.

"Siap amankan pasukan TNI-POLRI yang bertugas di Papua tetap balik dengan mayat, jika Saya pesan semua pasukan TNI-POLRI yang ada di Jakarta, kirim ke Papua Lebih banyak lagi, Kami akan lawan," tantang Mayjen Telenggen dalam siaran TPNPB-OPM. 

Dilansir viva, Senin 21 September 2020, untuk diketahui, tantangan perang kepada TNI seperti ini, sebenarnya bukan yang pertama kali disiarkan TPNPB-OPM. Diduga, aksi provokasi ini sengaja dikumandangkan pihak OPM, dengan tujuan untuk membuat situasi di Papua kian memanas.

Hal ini tidak terlepas dari taktik OPM yang sengaja menciptakan kekacauan di setiap kali sidang umum Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) digelar, agar menarik perhatian dunia. Seperti diketahui, dalam waktu dekat ini, PBB kembali akan menggelar sidang umum. Bahkan Presiden Jokowi akan tampil membacakan pidato yang rencananya dilakukan secara virtual. 

Untuk melancarkan taktik kejinya itu, OPM tak segan-segan sungkan-sungkan membantai rakyat sipil, lalu menciptakan propaganda dengan menuduh TNI sebagai pelakunya.

Sebagai catatan, dalam sepekan terakhir belakangan ini saja, OPM telah membunuh empat warga sipil. Dalam aksinya, pihak OPM berdalih para korban adalah intel aparat keamanan yang menyamar. Bahkan salah satunya ialah seorang tokoh agama Kristen, yaitu Pendeta Yeremia Zanambani.

Tak cuma itu saja, dua prajurit terbaik Tentara Nasional Indonesia (TNI) gugur akibat aksi brutal kelompok itu. Kedua prajurit TNI itu dihabisi di Distrik Hitadipa, Kabupaten Intan Jaya, Papua.

Kedua prajurit TNI itu masing-masing bernama Prajurit Kepala Sahlan dan Prajurit Satu Dwi Akbar Utomo. Keduanya diserang dengan senjata api saat melaksanakan tugas di satuan BKO Kodim dan Koramil Hutadipa.

Sebelumnya, pada tahun 2019 pun terjadi hal serupa. Saat PBB akan menggelar sidang umum, kelompok OPM menciptakan kerusuhan besar di Papua yang menelan korban jiwa cukup banyak. ***