Menu

Pupuk Subsidi di Siak Kecil Langka, Petani Minta Solusi, Begini Respon Bagus Santoso

Satria Utama 22 Sep 2020, 10:50
Bagud Santoso saat memberikan arahan di acara sosialisasi pupuk bersubsidi
Bagud Santoso saat memberikan arahan di acara sosialisasi pupuk bersubsidi

RIAU24.COM -  SIAK KECIl - Pupuk bersubsidi dari pemerintah semakin langka. Kondisi ini dikeluhkan petani di Kecamatan Siak Kecil Kabupaten Bengkalis. Masa tanam dan panen tahun ini petani tidak mendapatkan pupuk subsidi sama sekali.

Hal tersebut terungkap pada acara sosialisasi pupuk subsidi yang ditaja Koperasi Petani Sawit Inti Damai Abadi (Kopasanda) bekerjasama dengan UPT Tanaman Pangan Siak Kecil

Hadir pada acara tersebut kepala UPT Astud Iponi, Ketua Koperasi Gatot Riono, Penasehat Koperasi Bagus Santoso, Heri nara sumber dari Pekanbaru. Acara juga mengundang seluruh ketua dan pengurus Gapoktan, Poktan 17 desa se kecamatan Siak Kecil, Senin (21/9) di desa Sungai Siput.

" Kami petani ini sebenarnya manut saja apa maunya pemerintah, tapi tolonglah kami sekarang kerepotan mendapatkan pupuk bersubsidi," kata Jumani mewakili kelompok tani (Poktan) dari desa Langkat.

Langkanya pupuk subsidi tentu sangat memukul usaha petani. Suburnya tanaman dan hasil panen sangat tergantung dengan kecukupan pupuk. "Tanpa pupuk tanaman tak berbuah, kalau kami pupuk harga non subsidi hasil panennya tak sesuai dengan harga pupuk alias rugi, maka kami petani berharap betol adanya pupuk subsidi " imbuh Jumani.

Sementara itu masih banyak petani yang kebingungan cara untuk mendapatkan subsidi. Terutama setelah adanya kebijakan pemerintah mengubah tatacara dan syarat dari data manual menjadi basis data daring. Untuk input data diketahui petani terkendala untuk kelengkapan administrasi.

" Dulu ada alokasi untuk petani pangan dan petani kebun. Pupuk lancar, sekarang petani kawatir gara gara administrasi tambah langka pupuk subsidi," ungkap Maryono.

Berkenaan kelangkaan pupuk Kepala UPT Astud Iponi mengakui memang pupuk subsidi untuk tahun 2019 ada kendala yang mengakibatkan kelangkaan pupuk subsidi. 

"Untuk mendapatkan pupuk subsidi itu ada administrasi yang harus dipenuhi, mulai dari tingkat PPL dengan Kelompok Tani (Poktan) menyusun RDKK. Setelah RDKK tersusun, baru terdata, dasar inilah kami Dinas Pertanian mengajukan usulan, ini juga sebagai basis data untuk mendapagkan kartu Tani," jelasnya.

Berkaitan dengan permasalahan tersebut, Bagus Santoso Penasehat Koperasi mengajak semua pihak saling menguatkan untuk lancarnya pupuk subsidi. Kedepan supaya semua petani bisa mendapatkan pupuk bersubsidi caranya harus terinput dalam data.

" Kuncinya bagaimana berkomunikasi yang baik antara Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) dengan petani. PPL proaktif petani dibimbing tatacaranya Insya Allah kedepan pupuk lancar petani senang," saran Bagus Santoso 

Lebih lanjut disampaikan Bagus Santoso yang pada pilkada serentak tahun ini maju sebagai Bakal Cawabup berpasangan dengan Bakal Cabup Kasmarni bahwa sekarang pemerintah hendak menyempurnakan program Electronic Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok Elektronik (e-RDKK) dan Kartu Tani guna memperbaiki penanganan pupuk bersubsidi.

Asal tahu saja, saat ini masih ditemukan permasalahan-permasalahan terkait pupuk bersubsidi. Diketahui di Indonesia terdapat dua harga pupuk, harga subsidi dan non-subsidi. Harga pupuk non subsidi harganya sangat tinggi sedangkan harga pupuk non subsidi harganya lebih murah. 

Khusus di kecamatan Siak kecil pada tahun 2020 mendapatkan alokasi pupuk subsidi 225 ton. Siak Kecil yang dulunya dikenal sebagai sentral pangan dengan luasan lahan 2.955 H saat sekarang hanya tinggal 1.291 H bergeser menjadi kebun sawit. ***(rls)