Menu

Disbun Riau Sebut Kondisi Perpolitikan Malaysia Pengaruhi Harga Sawit di Riau Sepekan Mendatang

M. Iqbal 29 Sep 2020, 15:32
Ilustrasi/net
Ilustrasi/net

RIAU24.COM - Kabid Pengolahan dan Pemasaran Dinas Perkebunan Riau, Defris Hatmaja menyebutkan, ada beberapa hal yang menyebabkan harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit di Riau turun.

Untuk diketahui, jumlah penurunan terbesar terjadi pada kelompok umur 10 - 20 tahun sebesar Rp 50,01/Kg atau mencapai 2.43 % dari harga minggu lalu. Sehingga, lanjut Defris, harga pembelian TBS petani untuk periode satu minggu kedepan naik menjadi Rp 2,048,40/Kg.

Defris mengatakan, turunnya harga TBS periode ini dengan persentase yang sedikit disebabkan oleh terjadinya kenaikan dan penurunan harga jual CPO dan kernel dari beberapa perusahaan yang menjadi sumber data.

Dia merincikan, untuk harga jual CPO, PTPN V mengalami penurunan harga sebesar Rp. 284,80/kg, Sinar Mas Group mengalami penurunan harga sebesar Rp 68,00/Kg, PT. Astra Agro mengalami kenaikan harga sebesar Rp. 420,00/kg, PT. Asian Agri Group mengalami kenaikan harga sebesar Rp 391.07/Kg dari harga minggu lalu, PT.Citra Riau Sarana mengalami penurunan harga sebesar Rp. 399.80/Kg dari harga minggu lalu. 

"Sedangkan untuk harga jual kernel, PT. Astra Agro mengalami penurunan harga sebesar Rp. 126,36/Kg, PT Asian Agri Group mengalami penurunan harga sebesar Rp 18,00/Kg dari harga minggu lalu dan PT. Citra Riau Sarana mengalami penurunan harga sebesar Rp 49,23/Kg dari minggu lalu," rinci Defris, Selasa, 28 September 2020.

Sedangkan dari faktor eksternal, lanjut Defris, penurunan harga TBS minggu ini karena  harga CPO untuk kontrak pengiriman Desember di Bursa Malaysia Derivatif menguat 0,8% ke RM 2.780/ton.

"Namun dalam sepekan harga CPO telah anjlok 9,7% dari level tertingginya pekan lalu," lanjutnya.

Dia menambahkan, dalam sepekan terakhir ada beberapa sentimen negatif yang membuat harga komoditas unggulan RI dan Negeri Jiran ini menukik tajam.

"Pertama adalah harga minyak nabati global yang terus melorot. Kedua adalah kondisi perpolitikan Malaysia yang sedang diwarnai dengan kisruh," tutupnya.