Menu

Terkuak, Begini Cara Keji OPM di Papua untuk Menjebak TNI, Diduga Terima Pesanan dari Luar Negeri

Siswandi 11 Oct 2020, 20:54
OPM di Papua (ilustrasi) Foto: int
OPM di Papua (ilustrasi) Foto: int

RIAU24.COM -  Tentara Nasional Indonesia (TNI) akhirnya menguak modus tak manusiawi yang dilancarkan kelompok separatis bersenjata Organisasi Papua Merdeka (OPM), yang hingga kini masih saja melakukan aksi teror.

Dalam aksinya, pasukan bersenjata OPM yang dikenal dengan sebutan Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB), diduga sengaja mempergunakan tameng nyawa warga sipil, untuk menjebak TNI. Namun yang lebih parah lagi, diduga hal itu dilakukan karena OPM menerima pesanan dari luar negeri. 

Dalam keterangan resmi Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Kogabwilhan) III, taktik licik OPM itu terendus dengan serangan-serangan membabi buta terhadap warga sipil yang kian intens dilancarkan OPM dalam beberapa bulan terakhir ini.

Menurut Kepala Penerangan Kogabwilhan III, Kolonel Czi I Nyoman Gede Suriastawa, yang dilansir viva, Minggu 11 Oktober 2020, OPM dengan sengaja melancarkan serangan brutal di tengah-tengah keramaian warga sipil. 

Tujuannya, supaya TNI terprovokasi dan balik membalas serangan OPM dengan kontak senjata. Bila hal itu terjadi, maka TNI bisa dituduh dan difitnah telah melakukan pelanggaran HAM, dengan melakukan pembunuhan terhadap warga sipil. 

Karena itulah, dalam semua serangan, OPM sengaja menembak mati warga sipil untuk dijadikan tumbal menjebak TNI.

Namun, menurut Kolonel Suriastawa, beruntungnya semua taktik licik OPM itu sudah terbongkar. Sehingga prajurit TNI yang bertugas di Papua, tak ada yang terprovokasi membalas tembakan OPM.


Pesanan dari Luar Negeri 

TNI meyakini, taktik licik OPM ini dilancarkan berdasarkan pesanan dari luar negeri.

"Sepertinya cara ini merupakan pesanan dari pendukung mereka di luar negeri yang selalu berbicara tentang pelanggaran HAM. Mereka butuh bahan untuk memojokkan Pemerintah Indonesia di forum internasional. Namun ternyata merekalah pelakunya," terangnya. 

Ditambahkannya, dalam beberapa kali kesempatan, sudah terbukti bahwa KKSB dan pendukungnya selalu memutarbalikkan fakta kejadian. Mereka tidak berkomentar bila korban yang terbukti mereka bunuh adalah warga sipil baik orang asli Papua maupun pendatang. 

"Ini bukti bahwa mereka lah pelanggar HAM yang sebenarnya," kata Kolonel Suriastawa.

Berikut catatan penyerangan brutal OPM:

1. Penembakan terhadap dua tenaga kesehatan penanganan COVID-19 yakni Almanek Bagau (luka tembak) dan Heniko Somau (tewas di tempat) pada Jumat 22 Mei 2020 di Distrik Wandai, Intan Jaya. 
2. penembakan petani bernama Yunus Sani (tewas) pada Jumat 29 Mei 2020 di Kampung Magataga, Distrik Wandai, Intan Jaya. 

3. Penembakan warga bernama Laode Zainudin (luka tembak) pada Sabtu 15 Agustus 2020 di Kampung Bilogai, Distrik Sugapa, Intan Jaya.
4. penembakan 2 warga sipil berprofesi tukang ojek bernama Laode Anas (kemudian meninggal dunia) dan Fatur Rahman (luka tembak) pada Senin 14 September di Distrik Sugapa, Intan Jaya.
5. {embunuhan warga sipil berprofesi tukang ojek bernama Badawi (tewas di tempat) dan penembakan anggota TNI bernama Serka Sahlan (tewas di tempat) pada Kamis 17 September 2020 di Kampung Hitadipa, Distrik Sugapa, Intan Jaya
6. Penyerangan Koramil Persiapan Hitadipa, Distrik Sugapa, Intan Jaya pada Sabtu 19 September 2020 yang menewaskan anggota TNI bernama Pratu Dwi Akbar Utomo
7. Penembakan Pendeta Yeremia Zanambani (kemudian meninggal dunia) pada Sabtu sore 19 September 2020 Kampung Hitadipa, Distrik Sugapa, Intan Jaya
8. Penembakan Polisi dan transportasi di sekitar Bandara Bilorai, Distrik Sugapa, Intan Jaya pada Jumat 18 September 2020 dan Jumat 25 September 2020.
9. Penembakan ke arah Kodim Persiapan Intan Jaya pada  Senin 5 Oktober 2020; penembakan pos TNI  di Pasar Baru Kenyam, Nduga pada Selasa 6 Oktober 2020 yang menewaskan warga sipil bernama Yulius Wetipo
10. Penyerangan terhadap rombongan TGPF di tanjakan Wabogopone, Kampung Mamba, Distrik Sugapa, Kab. Intan Jaya pada Jumat 9 Oktober 2020, yang mengakibatkan anggota tim bernama Bambang Purwoko (Dosen UGM) dan tim pengamanan bernama Sertu Faisal Akbar menderita luka tembak.
11. Pada Sabtu 10 Oktober 2020, OPM melakukan serangan ke Pos TNI di Kampung Koteka, Distrik Kenyam, Nduga. ***

Dirangkum dari viva