Menu

Konsumsi Makanan Olahan Jadi Bikin Gemuk, ini Penjelasan Peneliti

M. Iqbal 19 Oct 2020, 14:40
Ilustrasi/net
Ilustrasi/net

RIAU24.COM - Mengonsumsi makanan olahan memang tidak baik bagi tubuh. Sebuah studi yang diterbitkan di jurnal Cell Metabolism menyebutkan, memakan makanan olahan seperti fast food atau junk food dalam dua minggu bisa berefek perubahan hormonal.

Mengutip laman Suara.com dari Time, studi itu meneliti 20 orang dewasa sehat yang tinggal selama sebulan di laboratorium. Mereka diberi makan dan camilan olahan dan bukan olahan secara bergantian, dua minggu pertama makan makanan olahan dan dua minggu berikutnya makan makanan tidak olahan.

Makanan olahan yang diberikan berupa makanan seperti ravioli kalengan, chicken nugget, dan bagel sementara makanan yang tidak diolah seperti salad, telur orak-arik, oatmeal, dan kacang-kacangan.

Kedua pola makan mengandung nutrisi yang hampir sama, dengan jumlah gula, lemak, natrium, serat, dan lainnya yang sama. Tetapi makanan-makanan tersebut nyatanya memiliki efek yang sangat berbeda pada tubuh.

Ketika orang makan makanan yang diproses mereka makan sekitar 500 lebih banyak kalori per hari daripada yang mereka makan dengan makanan yang tidak diproses. Berat badan mereka juga bertambah sekitar dua pon atau 1 kg selama dua minggu.

Meskipun orang menyebutkan jika mereka merasa kenyang dan puas dengan kedua pola makan itu, pola makanan yang tidak diolah menyebabkan peningkatan hormon penekan nafsu makan yang disebut PYY dan penurunan hormon kelaparan ghrelin. Sementara makan makanan olahan cenderung membuat lebih cepat lapar dan makan berlebih.  

Halaman: 12Lihat Semua