Menu

Bio Farma Akan Memproduksi Lebih Dari 16 Juta Dosis Vaksin COVID-19 Setiap Bulannya

Devi 20 Oct 2020, 14:57
Bio Farma Akan Memproduksi Lebih Dari 16 Juta Dosis Vaksin COVID-19 Setiap Bulannya
Bio Farma Akan Memproduksi Lebih Dari 16 Juta Dosis Vaksin COVID-19 Setiap Bulannya

RIAU24.COM -  Perusahaan induk farmasi milik negara PT Bio Farma berencana memproduksi 16 hingga 17 juta dosis vaksin COVID-19 per bulan, kata sekretaris perusahaan Bambang Heriyanto, Senin.

Indonesia membutuhkan 340 juta dosis vaksin dalam setahun untuk memvaksinasi sekitar 60 persen populasi. Pemerintah Indonesia telah mendapatkan kesepakatan untuk mendapatkan sekitar 300 juta dosis vaksin kandidat COVID-19 dari berbagai pengembang, termasuk China's Sinovac Biotech Ltd. dan China National Pharmaceutical Group (Sinopharm) serta AstraZeneca yang berbasis di Inggris Raya.

Bambang menjelaskan dalam virtual talk show yang dipandu oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bahwa Bio Farma mampu memproduksi 250 juta dosis vaksin setiap tahunnya. Perusahaan berencana memproduksi 16 hingga 17 juta dosis per bulan, tergantung pasokan dari China Sinovac Biotech Ltd.

Bio Farma telah bekerja sama dengan Sinovac untuk meluncurkan uji klinis Fase III dari kandidat vaksin yang dikembangkan oleh perusahaan China di Bandung, Jawa Barat. . Bambang mengatakan, hingga Jumat, 1.620 relawan telah menerima suntikan pertama vaksin COVID-19, 1.074 relawan telah menerima suntikan kedua dan 671 relawan telah menjalani tes darah setelah menerima suntikan kedua.

Bambang menambahkan, mereka mengharapkan seluruh proses pembangunan pada Januari nanti. “Kami akan mulai berproduksi setelah mendapat izin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan [BPOM],” ujarnya.

Pekan lalu, Bio Farma mengonfirmasi bahwa vaksin COVID-19 akan dihargai sekitar Rp 200.000 (US $ 13,57) per dosis jika sudah tersedia. Presiden Direktur Bio Farma Honesti Basyir mengatakan harga tersebut berdasarkan email baru-baru ini dari Sinovac Biotech, calon produsen vaksin COVID-19 China, menjelaskan bahwa harga vaksin potensial didasarkan pada investasi yang dimasukkan ke dalam uji klinis dan kemanjuran Tahap III.

Koordinator dan juru bicara satuan tugas COVID-19 nasional, Wiku Adisasmito, mengatakan vaksin akan tersedia setelah semua uji klinis menunjukkan bahwa itu aman dan efektif.

Namun, Wiku mengatakan vaksin COVID-19 bukan satu-satunya jaminan bagi negara untuk mengakhiri pandemi, menjelaskan bahwa vaksin hanya berfungsi sebagai bentuk intervensi medis untuk meningkatkan kekebalan masyarakat selama pandemi.

Sambil menunggu vaksin COVID-19, Wiku mengimbau masyarakat untuk mematuhi protokol kesehatan “3M” yaitu pemakaian masker, cuci tangan dan jarak fisik. Ia juga merekomendasikan agar masyarakat mengonsumsi makanan sehat dan olahraga untuk meningkatkan kekebalannya.