Menu

Bukan Donald Trump, Ini 3 Pemimpin Barat Non Muslim yang Ramah Pada Umat Islam

Riko 24 Oct 2020, 09:02
Vladimir Putin (net)
Vladimir Putin (net)

RIAU24.COM -  Ketegangan antara masyarakat sejumlah negara Barat dengan komunitas Muslim belakangan ini, cukup memprihatinkan. Belakangan, langkah Presiden Prancis Emmanuel Macron, tentang Islam dan komunitas Muslim di negara yang dia pimpin, menuai protes keras. 

Kendati demikian, tak semua pemimpin di negara-negara Barat menunjukkan sikap antipati terhadap Islam dan Muslim. Sebagiannya bahkan menunjukkan keteladanan dengan pernyataan-pernyataan serta kebijakan yang mendatangkan angin segar bagi umat Islam. Melansir dari Republika ini 3 pemimpin barat non Muslim yang ramah pada Islam. 

Barack Obama 

Mantan Presiden Amerika Serikat, Barack Obama juga pernah menarik perhatian dunia karena hubungannya yang dekat dengan Islam. Bahkan oleh lawan politiknya, Obama sering dituduh sebagai seorang Muslim. 

Dalam perjalanan politiknya, Obama kerap dituding memegang keyakinan sebagai Muslim oleh kalangan kelompok kanan. Meski tudingan itu selalu ditepis. Namun, ia tak sungkan untuk mengatakan kalau ayah tirinya, Lolo Soetoro, yang merupakan WNI adalah seorang Muslim. Hal itu diakui Obama dalam Kongres Diaspora yang diselenggarakan di Jakarta tiga tahun lalu. 

"Ayah tiri saya, dia Muslim, tapi dia hargai orang Hindu, Buddha, Kristen," kata Obama yang disambut tepuk tangan riuh dan sorak sorai sekitar 4.000 orang yang hadir. 

Saat itu, Obama membawa tema toleransi dalam pidatonya. Ia membagikan contoh bagaimana pengalamannya yang pernah tinggal di Indonesia yang multikultural dapat hidup berdampingan.  

“Ketika melihat Candi Borobudur yang merupakan candi Buddha, di tengah negara Muslim, Candi Prambanan yang Hindu dan dilindungi negara Muslim, wayang kulit dan Ramayana di negara Muslim, semangat Indonesia haruslah toleransi. Dan itu juga terlihat dari gereja dan mesjid yang bersebelahan," tutur Obama.

Jacinda Ardern

Ardern kembali terpilih sebagai Perdana Menteri Selandia Baru. Sebagai seorang wanita, kepemimpinan Ardern sangat menonjol. Bukan hanya dalam memimpin negara pesemakmuran di tenggara Australia itu saja.  Tetapi, ia juga cekatan dalam melakukan mitigasi penanganan pandemi Covid-19 di negaranya.  

Dunia tentu tak dapat melupakan begitu saja gaya kepemimpinan Ardern saat peristiwa teror yang terjadi di Masjid Christchurch, Selandia Baru beberapa tahun lalu. Bukan hanya fokus pada penyelesaian masalah, namun ia juga peka dan empati kepada korban. 

"Banyak dari mereka yang telah terdampak langsung oleh penembakan kemungkinan adalah migran di Selandia Baru. Mereka mungkin pengungsi di sini. Mereka telah memilih untuk menjadikan Selandia Baru rumah mereka dan ini adalah rumah mereka. Mereka adalah kita. Orang yang melakukan kekerasan ini bukan (termasuk bagian dari kita)," kata Ardern dalam sebuah pidato, Jumat 15 Maret 2019. 

Penyataan Ardern itu mengundang pujian dari seluruh dunia. Bahkan, fotonya yang memeluk seorang perempuan muslim menjadi begitu populer hingga dijadikan mural di pinggiran utara Melbourne. 

Vladimir Putin

Beberapa waktu terakhir, sentimen yang menyejukkan dari pemimpin negara barat kepada Islam juga terdengar dari mulut Presiden Rusia, Vladimir Putin. Bahkan, Putin mengutip Surat Ali Imran ayat 103 ketika menyerukan perdamaian di Yaman, satu tahun lalu. 

"Dan ingatlah nikmat Allah kepadamu ketika mau dahulu (masa jahiliyah) bermusuhan, lalu Allah mempersatukan hatimu, sehingga dengan karunia-Nya, kamu menjadi saudara," kata Putin di Ankara.

Kutipan ayat itu dituturkan Putin ketika menyampaikan pernyataan bersama Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan Presiden Iran Hassan Rouhani setelah menggelar pertemuan tinggi. 

Tiga pemimpin tersebut juga memperingatkan bahwa operasi militer koalisi Arab Saudi di Yaman sejak perang sipil pada 2015 lalu. Putin juga membahas situasi di Suriah.