Menu

Siapa Sangka, Puluhan Tahun Sebelum Pandemi Covid-19 Terjadi, Ternyata Vaksin Asal China Ini Sudah Ditemukan

Siswandi 19 Nov 2020, 11:58
Ilustrasi
Ilustrasi

RIAU24.COM -  Sejauh ini, vaksin Covid-19 asal China, Sinovac, masih menjadi pilihan pertama Pemerintah untuk dibagikan kepada rakyat Indonesia, baik gratis mau pun berbayar. Terkait hal itu, pemerintah memastikan vaksin itu aman untuk imunisasi. Salah satu alasan pemerintah, karena vaksin tersebut dibuat sesuai standar Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization) alias WHO. 

Namun belakangan terungkap, ada fakta yang cukup mengagetkan terkait vaksin itu. Ternyata, vaksin Sinovac sudah ditemukan pada tahun 1970 silam, atau jauh waktu sebelum virus Corona menyerang dunia.

Hal itu diungkapkan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir, dalam Konferensi pers secara virtual, Jakarta, Rabu (18/11/2020) kemarin.

Menurutnya, metode vaksin Sinovac sudah dijalankan jauh sebelum virus Corona muncul, di mana metode tersebut sudah digunakan di tahun 1970-an. 

"Kalau ditanya mengenai Covid-19 jenis penyakit baru? Setuju, tetapi metode vaksin (Sinovac) ditemukan sejak tahun 1970-an, bukan suatu temuan baru," ungkapnya, dilansir sindonews. 

Sebab itu, vaksin tersebut dipilih pemerintah untuk memenrangi pandemi Corona di dalam negeri. Di mana, vaksin Sinovac juga telah melalui uji klinis III lewat PT Bio Farma (Persero). 

Meski demikian, Erick menambahkan, pemerintah tetap berhati-hati tidak gegabah untuk melaksanakan program imunisasi. "Kita juga sangat berhati-hati, ini memastikan prosesnya ini berjalan dengan baik," tambahnya. 

Sementara itu, terkait penetapan vaksin berbayar dan gratis, akan ditentukan sesuai Instruksi Presiden. Sedangkan terkait penentuan kuota hingga penentuan jenis vaksin, berada di Kemenkes. 

Ditambahkan Erick, meski Sinovac jadi prioritas, ada kemungkinan pemerintah juga membuka kesempatan bagi jenis vaksin lain untuk digunakan di Indonesia. Termasuk, vaksin buatan perusahaan farmasi BioNTech-Jerman dan Pfizer-AS, yang mengklaim khasiat vaksinnya mencapai 90 persen.

"Selama vaksin itu masuk dalam kategori WHO, tentu semua vaksin baik. Tetapi saat ini, dari Bapak Menteri Kesehatan memilih dua jenis vaksin ini, tentu kita mengikuti arahan dari Menkes. Karena itu, tadi 75 juta ini kita ingin memastikan dari produksi, distribusi, dan customer experience-nya bisa berjalan dengan baik," ujarnya. 

Sebelumnya, Ketua Satuan Tugas Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) Budi Gunadi Sadikin mengatakan, kandidat vaksin pertama yang akan digunakan untuk vaksinasi mandiri adalah Sinovac. Selain itu, Indonesia juga menjadikan kandidat vaksin asal Amerika Serikat (AS) yaitu Novavax sebagai kandidat vaksin mandiri di Indonesia. Dosis yang ditargetkan dari Novavax sendiri sebanyak 30 juta dosis. 

Pemerintah juga menyiapkan vaksin Merah Putih yang diproduksi di dalam negeri untuk menjadi kandidat vaksin yang digunakan dalam vaksinasi mandiri. Sebanyak 57,6 juta dosis ditargetkan akan dipenuhi vaksin merah putih pada kuartal ketiga tahun 2021. ***