Menu

Inilah Pengobatan Alternatif Selain Kemoterapi Untuk Membunuh Sel Kanker Dalam Tubuh

Devi 2 Dec 2020, 16:04
Inilah Pengobatan Alternatif Selain Kemoterapi Untuk Membunuh Sel Kanker Dalam Tubuh
Inilah Pengobatan Alternatif Selain Kemoterapi Untuk Membunuh Sel Kanker Dalam Tubuh

RIAU24.COM -  KETIKA berbicara tentang pengobatan kanker, kemoterapi dan radioterapi merupakan metode pengobatan konvensional yang paling populer dalam membunuh sel kanker yang menyerang pasien.

Namun banyak orang yang kesal dan khawatir ketika dokter menganjurkan metode tersebut karena dikatakan menyakitkan dan terdapat berbagai efek samping yang membuat pasien merasa tidak nyaman selama menjalani pengobatan. Namun, setelah mendengar penjelasan dari Clinical Oncologist Sunway Medical Center, Dr Nik Muhd ​​Aslan Abdullah tentang pengobatan alternatif selain kemoterapi dan radioterapi mampu memberikan penerangan kepada penderita kanker melalui proses pengobatan tanpa rasa sakit dan efek samping yang minimal.

“Faktanya, ada berbagai perawatan selain kemoterapi dan radioterapi yang dapat dilakukan pasien, dan yang terpenting adalah efek samping yang minimal serta waktu perawatan yang lebih singkat dan tingkat kesembuhan yang lebih tinggi. Dengan keragaman dan kecanggihan teknologi kedokteran saat ini, pasien sebenarnya dapat menjalani hidup seperti biasa dan belum tentu selalu dalam keadaan tidak sehat,” ujarnya.

Berbicara tentang pengobatan kanker, Dr Nik Muhd ​​Aslan mengatakan terapi bertarget merupakan salah satu metode yang banyak mendapat perhatian bahkan menjadi pilihan utama dalam jadwal pengobatan kanker bagi pasien.

Terapi bertarget, kata dia, lebih efektif membunuh sel kanker karena pengobatannya langsung menyasar sel kanker di area yang menjadi fokus utama dibandingkan kemoterapi yang juga menyerang sel normal dalam tubuh serta terdapat berbagai efek samping pada pasien.

“Melalui terapi bertarget fokusnya pada kanker pasien. Tidak semua kanker memiliki target yang sesuai untuk pengobatan ini, namun dapat dikatakan hampir semua jenis kanker dapat menggunakan pengobatan ini. Terapi ini bekerja secara berbeda dimana fokusnya pada bagian sasaran yang menyebabkan kanker tumbuh disamping menyerang agar tidak berkembang biak. Untuk itu biasanya kami akan melakukan skrining terlebih dahulu untuk mengetahui apakah kanker yang menjadi sasaran dan cocok untuk menjalani terapi ini. Selain itu, dokter juga akan melihat apakah pasien memiliki riwayat penyakit lain sebelum memastikan cocok untuk menjalani terapi ini,” jelasnya.

Menyinggung lebih lanjut tentang pengobatannya, Dr Nik Muhd ​​Aslan menjelaskan bahwa dokter akan merekomendasikan penggunaan terapi tersebut kepada pasien kanker yang memasuki stadium tiga dan empat.

Sebab, kata dia, efektivitas terapi melawan sel kanker lebih efektif pada kanker stadium tinggi sedangkan stadium awal biasanya operasi masih menjadi pilihan utama.

Faktor yang menjadikan terapi target ini sebagai pilihan adalah pasien tidak harus melalui proses seperti kemoterapi atau radioterapi, melainkan hanya perlu minum obat dalam bentuk tablet di rumah tanpa harus ke rumah sakit.

Dr Nik Muhd ​​Aslan juga mengatakan bahwa seperti terapi lainnya, terapi terarah juga memiliki efek samping tersendiri namun tidak separah pengobatan lain yang menyebabkan pasien merasa mual, mual, muntah, pusing dan rambut rontok.

Tergantung pada pasiennya, terapi yang ditargetkan biasanya memiliki efek samping seperti kulit menjadi putih, rambut menjadi abu-abu, selain ruam atau jerawat. Namun, obat tersebut harus diminum seumur hidup bahkan jika pasien telah didiagnosis menderita kanker.

“Penderita dianjurkan untuk terus mengonsumsi obat seumur hidup seperti penderita diabetes atau darah tinggi. Sebenarnya bagus, selain mencegah kanker kambuh, juga bisa memberikan kualitas hidup yang lebih baik kepada penderita,” ujarnya.

Berbeda dengan terapi terarah, imunoterapi dikatakan Dr Nik Muhd ​​Aslan adalah salah satu metode pengobatan kanker dengan meningkatkan kekebalan pasien untuk melawan sel kanker. Ia mengatakan, terapi ini masih menargetkan sel kanker sesuai dengan jenis kankernya, namun obat yang digunakan tidak langsung menyerang sel kanker melainkan hanya membantu tubuh pasien untuk melawannya.

“Bentuknya suntik, setiap tiga minggu sekali seumur hidup. Biasanya kanker yang cocok untuk pengobatan ini seperti paru-paru, payudara, kandung kemih, hati, usus dan sebagainya. Seperti terapi terarah, imunoterapi juga cukup cocok untuk pasien dengan stadium tiga dan empat dan penggunaannya untuk level bawah masih dalam tahap studi di kalangan peneliti,” terangnya.

Selain itu, perawatan radioterapi tingkat lanjut seperti Stereotactic Body Radiation Therapy (SBRT) dan Gamma Knife sangat cocok untuk pasien kanker otak, terutama untuk stadium akhir.