Menu

Selain Minta Dukungan Australia, Ini 5 Upaya Benny Wenda Merdekakan Papua Barat dari RI

Riko 8 Dec 2020, 14:14
Foto.(net)
Foto.(net)

RIAU24.COM -  Nama Benny Wenda kembali mencuat setelah dirinya mendeklarasikan sebagai pemerintahan sementara Papua Barat dan mengaku sebagai Presidennya. Pria yang kini bermukim di Inggris itu memang dikenal lewat sepak terjangnya yang ingin memerdekakan Papua Barat dari Indonesia.

Mulai dari menjalin hubungan dengan pemimpin negara Melanesia seperti Vanuatu, hingga baru-baru ini meminta tolong Australia agar membantunya di forum internasional.

Melansir dari Bombastis berikut ini 5 upaya aktivis Papua Merdeka sekaligus corong propaganda di luar negeri melakukan berbagai cara sebagai upayanya mendapatkan perhatian internasional.

Menuyusup lewat delegasi Vanuatu saat dalam forum PBB

Aksi pertama Benny Wenda adalah menyusup lewat delegasi Vanuatu dalam forum internasional PBB. Hal ini bahkan sempat membuat Komisioner Tinggi Hak Asasi Manusia PBB, Michelle Bachelet terkejut dengan upaya dari pentolan kelompok separatis tersebut. Modusnya adalah saat Vanuatu ingin bertemu Bachelet untuk sesi Universal Periodic Review (UPR), yang kemudian diselingi oleh Benny Wenda dengan memberinya petisi referendum Papua Merdeka.

Meminta dukungan Australia yang dianggap sebagai “pemain besar”

Meminta dukungan dari pihak Australia untuk merdekakan Papua [sumber gambar]

Sebagai Ketua United Liberation Movement for West Papua (ULMWP) yang gencar menyuarakan kemerdekaan Papua Barat, Benny Wenda merasa perlu mendapat dukungan secara internasional. Salah satunya adalah meminta bantuan Australia yang disebutnya sebagai “pemain besar” yang diharapkan bisa berperan dalam upayanya memisahkan Papua Barat dari Indonesia dan menjadi negara sendiri.

Kabur ke Inggris dan mendapat dukungan internasional

Rekam jejak kriminal yang dilakukan Benny membuat dirinya kemudian dijebloskan ke dalam penjara pada tahun 2020. Namun pada 29 Oktober di tahun yang sama, ia berhasil melarikan diri hingga mencapai ke Inggris lewat bantuan beberapa pihak. Selama di sana, Benny aktif menyuarakan kemerdekaan Papua dan kemudian mendapat suaka dari pemerintah Inggris di tahun 2003. Lama menetap di luar negeri membuat Benny memiliki jaringan internasional yang kuat.

Punya rekam jejak kriminal sebagai upaya makar

Jauh sebelum berkiprah di luar negeri, Benny Wenda memiliki rekam jejak kriminal di tanah air sebagai upaya makar terhadap NKRI. Pria kelahiran tahun 1974 itu sedari muda telah akrab dengan Organisasi Papua Merdeka (OPM), karena sang kakak Mathias Wenda adalah ketuanya. Mulai tahun 2001-2002, Benny diduga terlibat serangkaian peristiwa seperti penyerangan pos TNI/Polri, mengerahkan massa secara ilegal, dan pembantaian terhadap enam pekerja kayu pendatang di perbatasan RI-Papua Nugini.

Mengklaim diri sebagai “presiden” dari negara Papua Barat

Dukungan dari pihak internasional banyak memberikan bantuan pada Benny Wenda. Mulai dari Vanuatu dan sebagian kecil negara Melanesia lewat Melanesian Spearhead Group (MSG), Ketua Partai Buruh Inggris Jeremy Corbyn, hingga mendapat penghargaan dari Dewan Kota Oxford, Inggris dan mengijinkan pembukaan kantor Free West Papua di sana. Dukungan tersebut membuat Benny semakin yakin hingga kemudian mendeklarasikan ‘Pemerintah Sementara Papua Barat’ dengan dirinya sebagai presiden.

Klaim sepihak Benny Wenda tersebut rupa-rupanya mendapat penolakan dari Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan ( Menko Polhukam) Mahfud MD, yang menyebut hal tersebut sebagai negara ilusi. Uniknya, penolakan juga datang dari pihak Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB-OPM), yang menuding klaim Benny Wenda tidak sah lantaran dirinya dianggap sebagai warga negara asing. 

 

Sumber: Bombastis