Menu

Berusaha Cegah Pasukan Israel Mencuri Generator Listrik Miliknya, Seorang Pria Palestina Lumpuh Usai Ditembak Secara Brutal

Devi 3 Jan 2021, 12:01
Foto : The West Australian
Foto : The West Australian

RIAU24.COM -  Seorang pria Palestina lumpuh dari leher ke bawah setelah ditembak oleh tentara Israel pada hari Jumat di Tepi Barat, kata kementerian kesehatan Palestina.

Pria itu ditembak di lehernya, kata kementerian itu dalam sebuah pernyataan.

Sumber Palestina sebelumnya melaporkan luka dari Haroun Rasmi Abu Aram yang berusia 24 tahun di desa Al-Tuwanah, selatan Hebron.

Pria itu berusaha mencegah pasukan untuk "mencuri generator listrik" miliknya, menurut kantor berita Palestina WAFA.

Kelompok hak asasi Israel B’Tselem mengatakan Abu Aram membantu tetangga untuk membangun rumah pada saat penembakan.

Saksi mata membenarkan insiden itu dipicu ketika pasukan Israel berusaha menghentikan warga Palestina membangun rumah di sebuah desa di selatan Hebron dan menyita generator listrik milik Abu Aram.

Israel mencegah warga Palestina membangun rumah di daerah yang dikuasainya di Tepi Barat tanpa izin bangunan yang sulit didapat.

Tentara Israel mengatakan kepada kantor berita AFP bahwa sejumlah warga Palestina telah menyerang tentara yang sedang melakukan operasi rutin untuk mengevakuasi "bangunan ilegal" dan menembak ke udara sebagai tanggapan.

Investigasi atas insiden itu sedang dilakukan, tentara Israel menambahkan.

Israel telah menduduki Tepi Barat sejak 1967 dan permukimannya di daerah itu dianggap ilegal oleh sebagian besar komunitas internasional.

Tetapi populasi pemukim telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir.

Saat ini ada sekitar 450.000 pemukim Yahudi di Tepi Barat, yang tinggal di antara sekitar 2,8 juta orang Palestina.

Pada tahun 2020, Israel menghancurkan rumah lebih dari 900 warga Palestina di Tepi Barat dan menduduki Yerusalem Timur, menurut kelompok hak asasi Israel B’Tselem.

Palestina mengklaim Tepi Barat dan Jalur Gaza, dengan ibu kota di Yerusalem Timur, untuk negara masa depan. Mereka mengatakan pertumbuhan populasi pemukim di Tepi Barat membuat semakin sulit untuk mencapai kemerdekaan.