Menu

Tak Disangka, Ikut Dalam Pesawat Sriwijaya, Pilot Nam Air Ini Turut Jadi Koban

Siswandi 10 Jan 2021, 23:55
Kapten Didik Gunardi, pilot Nam Air yang ikut jadi korban dalam musibah pesawat Sriwijaya di Kepulauan Seribu. Foto: int/dtc
Kapten Didik Gunardi, pilot Nam Air yang ikut jadi korban dalam musibah pesawat Sriwijaya di Kepulauan Seribu. Foto: int/dtc

RIAU24.COM -  Ada cerita lain di balik musibah pesawat Sriwijaya Air SJ182, yang jatuh di perairan Kepulauan Seribu, Sabtu kemarin. Ternyata, tidak hanya pilot pesawat yang menjadi korban. Rupanya ada pilot lainnya yang ikut dalam pesawat itu, meski hanya sebagai penumpang. 

Dia adalah Kapten Didik Gunardi (48), yang bekerja di maskapai penerbangan Nam Air.  Kapten Didik juga menjadi salah satu korban tewas dalam musibah itu. 

"Kita dapat kabar dari adik (ipar), kemarin pada pukul 17.00 WIB. Namun, saya tidak percaya, karena adik saya kan pilot Nam Air, bukan Sriwijaya," ungkap sang kakak, Inda Gunawan, di rumahnya di Pekalongan, Jawa Tengah, Minggu 10 Januari 2021.

Menurutnya, kabar duka tentang adiknya itu diperolehnya usai magrib. Ketika itu, ia dikabar iparnya, Ari Kartini, jika adiknya itu benar-benar menumpangi pesawat Sriwijaya SJ182 yang jatuh di Perairan Kepulauan Seribu.

Ketika itu, Kapten Didik memang sedang menju Pontianak, dengan tujuan mengambil pesawat yang tengah berada di ibukota Kalimantan Barat tersebut.

"Istrinya mengabari menangis-menangis bahwa adik saya memang menumpang Sriwijaya tujuan Pontianak guna mengambil pesawat Nam Air di Pontianak," jelasnya, dilansir detik.

Inda menyebut adiknya itu memiliki lima anak dari pernikahannya dengan seorang Ari, pramugari Pelita Air asal Lampung. Didik juga masih punya seorang anak yang masih balita. 

"Anaknya lima. Anak kelima Saka Gurnardi, laki-laki umur 2,5 tahun. Yang paling besar Prisilia sudah menjadi dokter umum, anak nomor dua Berlinada (18) masih kuliah, anak ketiga Mesiya masih SMP dan anak keempatnya Nafisa masih SD kelas dua," bebernya.

Inda mengenang adik bungsunya itu sejak kecil memang sosok yang pintar. Sejak belia, Didik sudah menyampaikan cita-citanya menjadi pilot. Cita-cita menjadi pilot itu pun terwujud. Didik bahkan bekerja di maskapai yang pernah dilukisnya saat kecil.

"Dia mulai karir di dunia penerbangan ya di Merpati. Setelah disekolahkan, karena kondisinya seperti itu, dirinya pindah ke Nam Air. Padahal masih betah di Merpati, karena yang menyekolahkan adik saya Merpati," cerita Inda.

Saat ini, Inda mengaku tak tega menyampaikan kabar ini kepada ayahnya yang terbaring sakit. Apalagi belakangan ini, sang ayah, Ruslani kerap merindukan Didik bahkan hingga mengigau.

"Bapak saya sakit-sakitan. Dia stroke ringan dan sudah mulai pikun juga, karena kondisi inilah, ayahnya belum diantar ke Bekasi. Tapi rasa kangennya sangat tinggi, sudah sebulan ini, bapak ingin tetap ketemu adik saya" jelas Inda Gunawan.

Dia menyebut ayahnya pun kini diungsikan ke rumah adiknya di Kota Pekalongan agar tidak tahu jika banyak orang datang ke rumahnya. Keluarga, kata Inda, berharap yang terbaik untuk Didik.

"Yang jelas, harapan kami, adik kami bisa ditemukan dalam kondisi selamat. Tapi, kalau Allah menghendaki lain, saya percaya, ini rencana Allah yang terbaik," harapnya. ***