Menu

Mantan Intellijen Soviet Sebut Trump Sebagai Agen Mata-mata Rusia Selama 40 Tahun

Riko 31 Jan 2021, 17:30
Donald Trump (net)
Donald Trump (net)

RIAU24.COM - Mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump diduga telah dimanfaatkan Uni Soviet dan Rusia menjadi mata-mata selama 40 tahun. Tudingan ini disampaikan oleh mantan anggota Badan Intelijen Uni Soviet (KGB) Yuri Shvets yang menyatakan bahwa Trump ikut andil dalam propaganda anti-Barat.

Melansir CNNIndonesia dari The Guardian, Minggu (31/1), Shvets menyatakan bahwa peranan Trump sama dengan jaringan mata-mata Inggris yang biasa disebut dengan The Cambridge Five. 

Dimana Dia memberikan informasi rahasia ke Uni Soviet selama Perang Dunia II dan awal Perang Dingin.

Shvets mengaku dikirim ke Washington DC oleh Uni Soviet pada 1980 silam. Yang ketika itu menyamar sebagai koresponden untuk kantor berita Rusia, Tass.

Kemudian, Shvets pindah secara permanen dan memperoleh kewarganegaraan AS pada 1993. Lalu, ia bekerja sebagai penyelidik keamanan perusahaan dan mitra mendiang mata-mata Rusia bernama Alexander Litvinenko.

Pernyataan Shvets soal Trump dituliskan oleh jurnalis Craig Unger dalam buku American Kompromant. Unger juga menceritakan Trump pertama kali menarik perhatian Rusia pada 1977.

Halaman: 12Lihat Semua