Menu

Dituding Terlibat Kecurangan Pemilu, Militer Tangkap Presiden Myanmar dan Peraih Nobel Perdamaian Aung San Suu Kyi

Satria Utama 1 Feb 2021, 10:33
Aung San Suu Kyi
Aung San Suu Kyi

RIAU24.COM -  Suhu politik Myanmar memanas. Junta militer negara itu menangkap pemimpin de facto Aung San Suu Kyi dalam kudeta yang terjadi Senin (1/2/2021) dini hari. Militer menuding partai Suu Kyi yang memenangkan Pemilu 2020, Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD), curang.

Suu Kyi ditangkap bersama Presiiden Win Myint dan ditahan di ibu kota Naypyidaw. "Kami mendengar mereka diambil militer," kata Juru Bicara NLD Myo Nyunt kepada AFP yang dikutip CNBC Indonesia.

"Dengan situasi yang kita lihat terjadi sekarang, kita harus berasumsi bahwa militer sedang melakukan kudeta."

Pekan lalu, panglima militer Jenderal Min Aung Hlaing, orang paling kuat di negara itu, mengatakan konstitusi 2008 negara itu bisa "dicabut" dalam keadaan tertentu. Pernyataan Min Aung Hlaing, datang saat rumor kudeta marak.

Di tempat lain, menurut sumber partai Menteri Utama Negara Bagian Karen dan beberapa menteri regional lainnya juga ditahan. Penahanan ini tepat pada hari ketika parlemen baru akan mengadakan sidang pertamanya.

Sementara itu, jaringan komunikasi dibatasi di Myanmar. Beberapa jaringan telepon seluler diputus. Nomor telepon di ibu kota juga tak bisa dihubungi.

NetBlocks Internet Observatory, jaringan organisasi non pemerintah melacak pemblokiran internet, melaporkan gangguan parah di Myanmar. Gangguan telekomunikasi, yang dimulai sekitar pukul 03:00 pagi, memiliki dampak subnasional yang signifikan.

"Dikonfirmasi: Internet terganggu di #Myanmar di tengah pemberontakan militer dan laporan penahanan kepemimpinan sipil. Data jaringan waktu nyata menunjukkan konektivitas nasional turun ke 75% dari tingkat biasa dari pukul 3:00 waktu setempat; insiden sedang berlangsung" cuit NetBlocks dalam akun Twitternya.

Data teknis menunjukkan pemotongan akses internet hingga 25% yang mempengaruhi beberapa operator jaringan termasuk Myanmar Post and Telecommunications (MPT) milik negara dan operator internasional Telenor. Tak hanya jaringan internet, stasiun kantor berita nasional Myanmar juga dilaporkan tidak menayangkan penangkapan Suu Kyi dengan alasan "masalah teknis".

Pemungutan suara di Myanmar di lakukan November lalu. Ini merupakan pemilu demokratis pertama Myanmar keluar dari cengkeraman militer yang berkuasa selama 49 tahun di negara itu, pada tahun 2011.

NLD menyapu bersih pemungutan suara. Ini memberi harapan Suu Kyi (75) bisa memperbarui kontrak kekuasaan dengan masa jabatan lima tahun yang baru.

Tetapi militer selama berminggu-minggu mengeluh bahwa pemilihan penuh kecurangan. Militer mengklaim telah mengungkap lebih dari 10 juta contoh penipuan pemilih.

Mereka menuntut komisi pemilu yang dikelola pemerintah merilis daftar pemilih untuk pemeriksaan silang. Hal ini belum dilakukan oleh komisi tersebut.