Menu

Penelitian Ungkap Penguncian Akibat COVID-19 Membuat Planet Lebih Hangat

Devi 5 Feb 2021, 11:13
Foto : Indiatimes
Foto : Indiatimes

RIAU24.COM -  Ketika selama pandemi kita dikurung di dalam ruangan agar tetap aman dari virus korona, ternyata hal tersebut membantu mengurangi polusi udara, sehingga menawarkan visibilitas dan kualitas udara yang lebih baik.

Namun, sekarang tampaknya udara bersih ini lebih berbahaya, karena kini Bumi menjadi lebih hangat dari biasanya, menurut sebuah studi baru.

Dilaporkan pertama kali oleh AP, daerah di sekitar AS bagian timur, Rusia dan China hampir 0,3 hingga 0,37 derajat Celcius lebih hangat dari biasanya, karena tingkat polusi yang lebih rendah mengurangi jumlah partikel jelaga dan sulfat. Selain berkontribusi pada polusi, jelaga dan sulfat juga bertanggung jawab untuk menjaga atmosfer tetap sejuk dengan memantulkan panas matahari.

Ini mengakibatkan planet menjadi lebih hangat 0,3 derajat celsius karena planet tersebut tidak memiliki aerosol pendingin yang cukup di udara.

Penulis utama studi tersebut, Andrew Gettelman, seorang ilmuwan atmosfer di Pusat Penelitian Atmosfer Nasional sampai pada kesimpulan ini setelah membandingkan cuaca 2020 dengan model komputer yang mensimulasikan tahun 2020 tanpa pengurangan polusi dari penguncian pandemi.

Efek sementara ini lebih berdampak pada tahun 2020 dibandingkan dengan efek penangkap panas emisi karbon dioksida. Penting juga untuk dicatat bahwa karbon tetap berada di atmosfer selama lebih dari satu abad sedangkan aerosol menghilang dalam hitungan hari dalam seminggu, jadi masih tidak seburuk emisi CO2 yang memengaruhi planet kita secara teratur.

Halaman: 12Lihat Semua