Menu

Soe Tjen Marching Kenang Sosok Pramoedya Ananta Toer, Penulis yang di Bui Soeharto

Azhar 6 Feb 2021, 17:14
Pramoedya Ananta Toer. Foto: Istimewa/cnnindonesia.com
Pramoedya Ananta Toer. Foto: Istimewa/cnnindonesia.com

RIAU24.COM -   Tokoh feminis, penulis, dan komposer musik Soe Tjen Marching mengaku teringat dengan sosok Pramoedya Ananta Toer. Pramoedya lahir hari ini di Blora, Jawa Tengah 6 Februari 1925.

Kenangan itu diutarakannya melalui akun media sosial Twitter miliknya @SoeTjenMarching, Sabtu, 6 Februari 2021.

"Hari ini, 96 tahun yg lalu, penulis Indonesia yg luar biasa telah lahir," terangnya.

Kenangan itu menurutnya muncul lantaran pada tahun 1965 ia ditangkap karena dituduh terlibat dengan PKI.

"Penulis yang karya-karyanya sangat mengagumkan tapi justru dipenjara oleh Soeharto selama 13 tahun dan disiksa dengan keji: Pramoedya Ananta Toer," jelasnya.

Untuk diketahui, ia ditangkap pemerintah Orde Baru atas tuduhan keterlibatannya di Lembaga Kebudayaan Jakarta (Lekra) pada 1965 dikutip dari kompas.com.

Lekra sendiri dianggap terlibat dengan Partai Komunis Indonesia (PKI). Alhasil, ia ditahan di Pulau Buru selama 14 tahun. Di sana, ia menulis Tetralogi Buru, Arus Balik, Arok Dedes, dan beberapa karya lainnya.

Tak hanya itu, banyak karyanya di dalam negeri juga dilarang beredar seperti novel terakhir dari tetralogi karya Pulau Buru yaitu Rumah Kaca. Lalu novel Gadis Pantai, Nyanyi Sunyi Seorang Bisu. Sampai informasi tentang dirinya dan tentang karya-karyanya saja sulit diperoleh.

Dalam buku-buku ajar Bahasa dan Sastra Indonesia selama rezim Orde Baru, informasi tentang Pram dan karyanya juga sulit ditemukan. Hampir semua buku ajar menggelapkannya. Bahkan hingga akhir hayatnya, pelarangan atas buku-buku Pram belum juga secara resmi dicabut Pemerintah Indonesia.