Menu

KPI Bikin Deddy Corbuzier Bingung, Pertanyakan Tayangan Sinetron yang Bebas Tidak Memakai Masker

Amerita 12 Feb 2021, 11:18
KPI Bikin Deddy Corbuzier Bingung, Pertanyakan Tayangan Sinetron yang Bebas Tidak Memakai Masker (foto/int)
KPI Bikin Deddy Corbuzier Bingung, Pertanyakan Tayangan Sinetron yang Bebas Tidak Memakai Masker (foto/int)

RIAU24.COM - Belum lama ini Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) menegur tayangan Nih Kita Kepo yang dibawakan oleh Nikita Mirzani.

Di laman Instagram resminya, KPI jelaskan alasan melayangkan teguran kepada program televisi itu.

“Program ini dinilai tidak mengindahkan Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran (P3SPS) KPI tahun 2012 tentang perlindungan terhadap anak dan remaja dalam aspek isi siaran” tulis KPI pada Rabu (10/2).

Menurut pihak KPI, tayangan yang dibawakan oleh artis seksi Nikita Mirzani itu menampilkan koleksi barang-barang  branded mewah  berupa topi, kalung, jam tangan, cincin, sepatu dan mobil.

Kali ini,  si raja podcast Deddy Corbuzier angkat suara soal regulasi yang dibuat KPI untuk para artis dalam menjalankan pekerjaan mereka di masa pandemi, ia merasa bingung karena KPI dinilainya tidak merata dalam memberlakukan peraturan.

“Gua ini lagi bingung ya sama aturan KPI, kan gua punya talkshow ya, talkshow gua kan duduknya jauh jauhan, tidak berdiri, tidak salam salaman, tidak tempel tempelan, udah melewati protokol kesehatan, PCR, semuanya udah, terus harus pake masker, anda mungkin belum pernah ngebawain talkshow satu jam lebih pake masker, temen-temen mungkin gak berani ngomong juga, tapi sinetron boleh tidak pake masker, mantap,” katanya dalam tayangan IGTV yang diunggah pada Kamis (11/2).

Selain itu Deddy Corbuzier juga mempertanyakan apa yang membuat sinetron memiliki peraturan yang lebih longgar ketimbang talkshow yang dibawakannya. Menurut Deddy, sinetron yang menggambarkan kehidupan masyarakat sehari-hari memiliki dampak yang membuat masyarakat sering menirukannya.

“Apakah mungkin kalian berpikir bahwa protokol kesehatan mereka lebih baik dibandingkan kita, itu saya gak tau, atau protokolnya lebih mahal, saya juga gak tau. Tapi kalau seandainya memang mereka protokolnya jauh lebih baik dibandingkan kita, dan anda sudah mengecek tiap hari, bukankah gambaran sinetron menggambarkan kehidupan masyarakat, jadi masyarakat akan melihat ‘oh ternyata kalau pacaran, gandengan, itu boleh gak pakai masker,’” tukasnya.