Menu

Kembali Kritik Jokowi, Sherly Annavita: Mari Beri Contoh Yang Baik Mulai Dari Level Atas

Amerita 24 Feb 2021, 08:52
Instagram: Sherly Annavita
Instagram: Sherly Annavita

RIAU24.COM -  Sherly Annavita Rahmi merupakan perempuan kelahiran 1992 asal Aceh, ia terkenal karena sering mengkritisi pemerintahan khususnya era Presiden Jokowi.

Pernah tampil di acara Indonesia Lawyers Club, Sherly dengan berani mengkritisi rencana pemindahan Ibukota yang digagaskan Jokowi, menurutnya, keputusan Jokowi untuk memindahkan Ibukota merupakan sebuah bukti kegagalan Jokowi dalam menata Jakarta.
zxc1
Kali ini, Sherly kembali kritik tindakan Jokowi saat berada di Nusa Tenggara Timur, dalam video singkat yang tersebar di media sosial, tampak Jokowi dikerumuni warga yang menyambutnya.

Kedatangan Jokowi di sana guna meresmikan bendungan Napun Gete, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur.

"Hari ini saya meresmikan bendungan Nepun Gete di Kabupaten Sikka, bendungan ketiga yang telah selesai dibangun di NTT," tulisnya melalui akun Twitter resminya pada Selasa (23/2).
zxc2
Kedatangannya guna meresmikan bendungan disambut baik warga Nusa Tenggara Timur, Presiden Joko Widodo disambut dengan hangat hingga dikerumuni warga. Jokowi lengkap dengan maskernya tampak melambaikan tangan menyapa warga yang telah menyempatkan waktu untuk menyambutnya.

Tak senang dengan peristiwa ini, Sherly Annavita lantas menyampaikan kritiknya lewat akun Instagram. Menurutnya, saat pandemi seperti ini ada baiknya tidak menyebabkan kerumunan. Dan Presiden Jokowi hendaknya memberikan contoh yang baik sebagai pemimpin Indonesia. Sherly tampak mengunggah ulang video Jokowi tengah dikerumuni rakyat tersebut.


"Beredar luas video pak Jokowi dikerumuni warga saat berkunjung di NTT kemarin. Kalau memang menyebabkan kerumunan dan berkerumun tidak diperbolehkan, maka mari beri contoh yang baik mulai dari level atas," tulisnya, Rabu (24/2).

Sebagaimana yang diketahui, hukuman yang dijatuhkan kepada pihak-pihak yang menyebabkan kerumunan dan berkerumun sudah berjalan. Sehingga menurut Sherly, presiden Jokowi harus menaruh empati kepada mereka yang sudah diproses hukum.

"Yang jelas, kita tentu harus menaruh empati juga kepada mereka yang selama ini sudah terlanjur diproses hukum dan mendapatkan sanksi karena sebabkan kerumunan," ujarnya.