Menu

Tiga Pengunjuk Rasa Tewas di Irak Selatan

Devi 27 Feb 2021, 09:43
Foto : Liputan6
Foto : Liputan6

Ali Akram al-Bayati, juru bicara komisi hak asasi manusia, mengatakan protes di Nasiriya tidak pernah benar-benar berhenti.

“Ini tidak pernah berhenti, ini karena kota telah diabaikan tanpa pemerintah baru mencapai janji yang dibuatnya,” katanya.

Hampir 600 orang telah tewas dalam kekerasan terkait protes di Irak sejak akhir 2019, termasuk dalam kekerasan massal pada demonstrasi tetapi juga dalam pembunuhan yang ditargetkan. Salah satu insiden paling berdarah terjadi pada November 2019 di Nasiriya, ketika lebih dari tiga lusin demonstran tewas di Jembatan Zeitun kota itu.

Insiden itu memicu kemarahan di seluruh Irak dan mendorong pengunduran diri Perdana Menteri Adel Abdul Mahdi yang digantikan oleh Mustafa al-Kadhimi. Bentrokan itu terjadi hanya seminggu sebelum Paus Fransiskus mengunjungi Irak mulai 5 Maret. Dia dijadwalkan mengunjungi situs kuno Mesopotamia Ur, tidak jauh dari tempat protes itu terjadi.

Halaman: 12Lihat Semua