Menu

Republik Ceko Meminta Bantuan Negara Lain Untuk Menerima Pasien COVID-19 Dari Negaranya

Devi 6 Mar 2021, 08:58
Foto : Liputan6
Foto : Liputan6

RIAU24.COM -  Republik Ceko telah meminta Jerman, Swiss, dan Polandia untuk menerima lusinan pasien COVID-19 karena situasi di rumah sakitnya sendiri telah mencapai titik kritis, kata Kementerian Kesehatan Praha.

Negara berpenduduk 10,7 juta itu telah menjadi salah satu negara yang paling terpukul secara global dalam beberapa pekan terakhir karena banyak rumah sakit regional, yang kewalahan oleh masuknya pasien virus corona, harus memindahkan mereka ke tempat lain, dalam beberapa kasus membawa mereka ratusan kilometer jauhnya.

"Banyaknya pasien baru yang terinfeksi telah meningkatkan tekanan pada sistem perawatan kesehatan, dan jumlah pasien yang membutuhkan rawat inap terus bertambah," kata kementerian tersebut pada hari Jumat.

Hingga Jumat pagi, ada 8.153 pasien COVID yang dirawat di rumah sakit, termasuk 1.735 yang membutuhkan perawatan intensif, data Kementerian Kesehatan menunjukkan.

“Di beberapa daerah, kapasitas rumah sakit telah habis dan mereka tidak dapat lagi memberikan perawatan yang sesuai atau menerima pasien baru tanpa bantuan dari orang lain,” kata Menteri Kesehatan Jan Blatny.

Di seluruh negeri, 13 persen dari keseluruhan kapasitas perawatan intensif tersedia, sementara di ibu kota Praha, kapasitas gratis hanya 5 persen. Republik Ceko saat ini memiliki tingkat infeksi baru tertinggi di Uni Eropa. Lebih dari 800 orang per 100.000 penduduk terinfeksi virus corona dalam tujuh hari terakhir.

Negara tetangga Slovakia memindahkan pasien virus korona pertamanya ke luar negeri minggu ini karena rumah sakitnya penuh dengan pasien.

Sementara itu, pemerintah memberlakukan pembayaran bonus karantina sebagai bagian dari upaya melawan virus corona. Presiden Milos Zeman menandatangani undang-undang pada hari Jumat yang menetapkan bahwa karyawan menerima hingga 14 euro sehari ($ 16,70) jika mereka berada di karantina yang secara resmi diperintahkan oleh pihak berwenang.

Pembayaran akan dilakukan sebagai tambahan untuk pembayaran lanjutan upah jika terjadi sakit sebesar 60 persen dari pendapatan. Menurut pemerintah, banyak orang yang terinfeksi belum mengungkapkan nama orang yang mereka hubungi karena khawatir akan merugikan teman dan kerabat secara finansial.

Sejak dimulainya pandemi, ada hampir 1,3 juta infeksi dan 21.325 kematian terkait virus corona di negara tersebut. Varian virus korona yang lebih mudah ditularkan yang pertama kali ditemukan di Inggris secara bertahap menyebar ke seluruh negeri dan menjadi bentuk virus yang dominan.