Menu

Serangan Rudal Menghantam Kilang Minyak di Suriah Utara, Menewaskan Satu Orang

Devi 6 Mar 2021, 09:08
Foto : CNNIndonesia
Foto : CNNIndonesia

RIAU24.COM -  Serangkaian serangan rudal di dekat fasilitas minyak menyulut api besar di Suriah utara dekat perbatasan Turki dan menewaskan satu orang pada hari Jumat. Ledakan mengguncang kilang minyak di dekat kota al-Bab dan Jarablus dan memicu kebakaran besar, lapor kantor berita Anadolu milik negara Turki.

Sebuah sumber di militer Turki, yang mengontrol petak-petak Suriah barat laut tempat pasukan Turki berada, mengatakan serangan rudal telah menyebabkan ledakan itu, yang juga melukai 11 orang. Anadolu mengatakan itu adalah rudal balistik dan tidak jelas siapa yang melakukan serangan itu.

Di Suriah, Rusia adalah pendukung utama pemerintahan Presiden Suriah Bashar al-Assad sementara Turki mendukung segelintir faksi oposisi. Turki telah melakukan tiga serangan besar ke timur laut Suriah sejak 2016 untuk mengusir pejuang Kurdi dan kelompok bersenjata ISIL (ISIS) dari daerah perbatasan.

Pada tahun 2019, mereka mengirim pasukan untuk mengusir pejuang Kurdi Suriah yang dianggap "teroris" dari daerah tersebut dan untuk menciptakan "zona aman" di mana mereka berharap untuk memukimkan pengungsi.

Turki menghentikan serangan itu menyusul kesepakatan terpisah dengan Amerika Serikat dan Rusia yang menjanjikan penarikan milisi Kurdi.

Sebelumnya, serangan roket menghantam empat kilang minyak dan gas yang dikelola pemerintah Suriah hingga mengakibatkan kebakaran, Selasa, 4 Februari 2021. Kantor berita SANA melaporkan salah satu fasilitas yang diserang adalah kilang utama di Provinsi Homs.

Perang saudara di Suriah sudah berlangsung selama sembilan tahun. Badan bantuan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Suriah (OCHA) menyatakan dari data mereka pada 1 Desember 2019 tercatat ada sekitar 350 ribu warga Suriah yang mengungsi akibat peperangan.

Dalam konflik ini, Rusia dan Iran membantu militer Suriah sedangkan Turki bersama Amerika Serikat serta sekutu dari Eropa dan Arab membantu beberapa faksi pemberontak berbeda. Perang tersebut telah membuat pemerintah Damaskus kehilangan kendali atas ladang-ladang minyak utama sehingga memaksa mereka melakukan impor dan suplai dari Iran. Namun sanksi Barat terhadap Iran membuat Suriah kehilangan pasokan.