Menu

Dipuji Presiden, Teknologi Nursery PT RAPP Hasilkan Produk Ramah Lingkungan

Riki Ariyanto 24 Mar 2021, 11:46
Presiden Joko Widodo meninjau nUrsery (pembibitan) PT RAPP di Pangkalan Kerinci (foto/ist)
Presiden Joko Widodo meninjau nUrsery (pembibitan) PT RAPP di Pangkalan Kerinci (foto/ist)

RIAU24.COM - PELALAWAN- Indonesia memiliki teknologi yang tak kalah canggihnya termasuk dalam pengelolaan Hutan Tanaman Industri (HTI). Teknologi tersebut diterapkan PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) mulai dari riset, pengembangbiakan bibit secara massal di area pembibitan (nursery) hingga menghasilkan produk pulp dan kertas yang berkualitas dan berkelanjutan.

Berkat kemajuan riset dan pengembangan, setiap bibit pohon yang dikembangkan dan ditanam mampu menghasilkan pulp berkualitas tinggi dengan sifat yang lebih baik. Tak hanya itu, prosesnya mengonsumsi lebih sedikit energi dan lebih tahan terhadap ancaman hama penyakit.

“Di sini ada Nursery yang kapasitasnya 300 juta bibit. Saya tanya, di mana di dunia yang memiliki persemaian bibit sebesar yang ada di sini. Saya kaget terus terang dengan jumlahnya yang begitu besar. Tunjukkan di negara mana ada persemaian sebesar ini di Kabupaten Pelalawan,” kata Presiden Joko Widodo saat mengunjungi Kerinci Central Nursery (KCN) di sela-sela peresmian pabrik PT Asia Pacific Rayon (APR) beberapa waktu lalu.

Jokowi juga mengatakan hal ini menjadi bukti bahwa teknologi Indonesia tidak kalah dengan negara-negara di Eropa dan Amerika. Ditambah lagi, kayu yang dihasilkan dalam pembibitan nantinya tidak hanya diproduksi menjadi pulp dan kertas saja, melainkan bisa diolah menjadi serat rayon yang hasil akhirnya bisa dibuat pakaian.

Nursery Manager PT RAPP, Cosa Adrian mengatakan selama ini Nursery memiliki peranan penting dalam industri pulp dan kertas. Ia menjadi pondasi pengelolaan bisnis pulp dan kertas yang berkelanjutan. Ia menjelaskan titik awal produksi bibit dengan klon terbaik untuk ditanamkan di lapangan, perusahaan mampu menciptakan bibit unggul secara kualitas dan kuantitas dengan memilah klon-klon terbaik untuk praktik silvikultur, serta faktor-faktor yang berpengaruh terhadap keberlanjutan dan produktivitas kerja.

“Kami memiliki Pusat Penelitian dan Pengembangan (R&D) juga memiliki lab bio-molekular yang mendukung pemilihan tanaman dengan sifat tumbuh cepat dan serat yang baik, serta materi genetik yang resisten,” ujarnya.

Halaman: 12Lihat Semua