Menu

Tahukah Anda, Inilah Pulau Terpadat di Dunia, Ratusan Ternak Dipaksa Memakan Sampah dan Sisa-sisa Kertas Untuk Bertahan Hidup

Devi 2 Apr 2021, 10:50
Foto : Travelling yuk
Foto : Travelling yuk

RIAU24.COM -  Pulau Bungin dijuluki sebagai pulau terpadat di dunia. Pulau ini terletak di Kecamatan Alas, Sumbawa Besar, Kabupaten Sumbawa, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Dengan luas sekitar 8,5 hektar, pulau yang terletak di laut lepas Bali ini kebanyakan dihuni oleh Suku Bajo.

Suku Bajo sudah ada di Pulau Bungin sejak 200 tahun lalu. Rumah-rumah di pulau ini dibangun di atas gundukan pasir dan karang yang saling menempel dan hampir tidak ada ruang tersisa. Julukan pulau terpadat di dunia itu kini menjadi daya tarik wisatawan mancanegara.

Tidak seperti pulau pada umumnya di Bungin, Anda tidak akan menemukan pantai atau pantai. Pasalnya, setiap jengkal pulau telah diperbaiki dengan rumah penduduk. Begitu Anda menginjakkan kaki di Pulau Bungin, Anda akan disambut dengan nuansa desa yang sangat ramai. Di kedua bagian pulau, Anda hanya akan melihat rumah-rumah berdiri berdampingan.

Saat ini Pulau Bungin merupakan salah satu tujuan wisata di Kabupaten Sumbawa. Jika Anda memiliki rencana untuk mengunjungi pulau ini jangan lewatkan kesempatan untuk mencicipi kuliner seafood Bajo yang enak dan gurih. Pulau ini memiliki beberapa restoran terapung yang menyajikan banyak hidangan seafood. Harganya pun sangat terjangkau. Wisatawan dapat menikmati ikan segar dan memilih ikan langsung dari kolam penangkaran ikan.

Secara administratif, Pulau Bungin terletak di Kecamatan Alas, Kabupaten Sumbawa, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Meski pulau ini terbilang kecil, ada dua dermaga di sana yang terletak di bagian selatan dan barat pulau. Meski dijuluki sebagai pulau terpadat, penduduk Pulau Bungin tetap menyenangkan di sana. Mereka merasa hangat dan nyaman serta tidak ingin pindah ke pulau terdekat di daratan Sumbawa yang masih belum berpenghuni.

Selain menjelajahi setiap belokan Pulau Bungin, Anda juga bisa menyaksikan prosesi pembangunan rumah di sana. Tidak seperti di tempat lain, untuk membangun rumah di sini tidak membutuhkan lahan sama sekali. Biasanya warga mendirikan pondasi rumah dengan menggunakan karang mati. Nampaknya Pulau Bungin semakin luas karena banyak rumah berdiri di luar pulau yang sebenarnya.

Pilihan lain untuk menikmati Pulau Bungin adalah matahari terbenam di tepi pantai. Duduk di dermaga dengan lingkungan yang ramai dan ditemani sinar matahari yang mulai redup menjadi pengalaman yang tak terlupakan. Pulau Bungin sendiri tidak memiliki garis pantai dan daratan hijau. Tidak adanya lahan hijau membuat ternak di pulau ini sulit mencari makan. Saking sulitnya, ternak di sini bahkan terpaksa memakan sampah dan sisa-sisa kertas atau karton.

Saat ini hampir tidak ada lahan kosong di pulau itu karena setiap tahun pulau ini terus bertambah luas. Reklamasi adalah satu-satunya pilihan untuk memiliki rumah untuk menampung keluarga yang baru menikah. Rata-rata, ada 100 rumah baru setiap tahun di pulau ini. Pulau yang memiliki luas 8,5 hektar ini dihuni sekitar 3.400 jiwa. Sebagian besar masyarakat Bungin adalah keturunan Suku Bajau dari Sulawesi Selatan yang dikenal sebagai pengembara laut dan penyelam ulung.

Jika ingin menjelajah Pulau Bungin bisa berkeliling sambil ngobrol dengan orang-orang Suku Bajo yang ramah. Dari daratan, Pulau Bungin bisa ditempuh dengan menggunakan perahu motor atau lewat darat melalui jalan buatan.

Dari Pulau Lombok Anda bisa melakukan perjalanan dari Pelabuhan Kayangan, Lombok Timur menuju ke Kecamatan Poto Tano, Sumbawa. Perjalanan akan memakan waktu kurang lebih enam hingga delapan jam untuk sampai di Pulau Bungin.