Menu

Mengerikan, Dalam semalam 1.761 Orang Tewas Akibat Covid-19 di Negara Ini, Tragedi Kemanusiaan Yang Monumental

Satria Utama 20 Apr 2021, 15:21
Pasien COVID-19 mendapatkan perawatan di bangsal rumah sakit Lok Nayak Jai Prakash (LNJP) di New Delhi, India, 15 April 2021. Foto/REUTERS/Danish Siddiqui
Pasien COVID-19 mendapatkan perawatan di bangsal rumah sakit Lok Nayak Jai Prakash (LNJP) di New Delhi, India, 15 April 2021. Foto/REUTERS/Danish Siddiqui

RIAU24.COM -  NEW DELHI -   Kematian akibat COVID-19 di India benar-benar menakutkan. Bagaimana tidak, dalam semalam saja 1.761 orang harus meregang nyawa akibat virus yang bermula dari Wuhan, Cina, tersebut.

Ini merupakan jumlah kematian harian tertinggi ketika sebagian besar wilayah di negara itu, Selasa (20/4/2021), lockdown dan kekurangan tempat tidur rumah sakit serta oksigen mulai terjadi.

Negara terpadat kedua di dunia tersebut sedang bergulat dengan keadaan darurat kesehatan publik terbesarnya setelah menurunkan kewaspadaannya ketika infeksi virus corona SARS-CoV-2 turun ke titik terendah dalam beberapa bulan pada Februari.

Hari ini, Kementerian Kesehatan setempat melaporkan 259.170 kasus infeksi baru, yang merupakan jumlah kasus harian tertinggi di dunia.

India telah melaporkan jumlah kasus infeksi harian di atas 200.000 selama enam hari terakhir. Total kasus COVID-19 di India saat ini mencapai 15,32 juta, nomor dua setelah Amerika Serikat.

Delhi, ibu kota yang mengalami lonjakan kasus, memulai lockdown enam hari sejak kemarin malam dengan harapan para pejabat bahwa langkah itu akan memperlambat penularan virus dan mengurangi tekanan pada infrastruktur kesehatan.

Orang-orang di Delhi dan di Uttar Pradesh—negara bagian terpadat di India—mengeluarkan seruan putus asa untuk meminta bantuan di Twitter, di mana mereka meminta bantuan agar membawa keluarga mereka ke rumah sakit. Yang lain melaporkan sangat kekurangan oksigen dan obat anti-virus Remdesivir.

“(Sebuah) tragedi monumental dengan proporsi epik sedang berlangsung di seluruh India. Tidak ada tempat tidur rumah sakit, tidak ada oksigen, tidak ada vaksinasi," kata Manish Tewari, seorang anggota parlemen oposisi, di Twitter, seperti dikutip Reuters.

Beberapa kota besar sudah melaporkan jumlah kremasi dan penguburan yang jauh lebih besar di bawah protokol COVID-19 daripada jumlah kematian resmi akibat virus tersebut. Laporan itu bersumber dari pekerja krematorium dan pemakaman, media lokal dan tinjauan data pemerintah.***