Menu

Tokoh Ulama NU Hilang, Para Tokoh Komunis Malah Dibahas Dalam Kamus Sejarah Indonesia, Gus Yasin Sebut Gara-gara Said Aqil Siradj

Satria Utama 21 Apr 2021, 10:48
Ketua Harian Pergerakan Penganut Khitthah Nahdliyyah (PPKN), Tjetjep Muhammad Yasin/Net
Ketua Harian Pergerakan Penganut Khitthah Nahdliyyah (PPKN), Tjetjep Muhammad Yasin/Net

Selanjutnya ada profil Dipa Nusantara Aidit atau DN Aidit yang juga pernah menjabat sebagai Ketua Partai Komunis Indonesia. Profil DN Aidit ditemukan di halaman 58 Kamus Sejarah Indonesia.

DN Aidit sendiri membawa PKI sebagai partai terbesar keempat di Indonesia pada Pemilu 1955 dan partai komunis ke-3 terbesar di dunia setelah Rusia dan China.

“Kita (Nahdliyin) harus bangkit. Kita tidak bisa menyerahkan urusan penting seperti ini ke PBNU. Kebanyakan pengurus NU sudah ewuh pakewuh, karena banyak di antara mereka sudah memangku jabatan,” tegas Gus Yasin.

Gus Yasin juga mengkritik pernyataan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Said Aqil Siroj (SAS), yang menganggap Partai Komunis Indonesia bukan bahaya laten, melainkan radikalisme berujung terorisme lebih berbahaya.

“Aneh saja kiai SAS ngomong PKI sudah bukan bahaya laten. Tokoh-tokoh PKI malah dimunculkan dalam sejarah, sedang keberadaan tokoh sentral pendiri NU seperti KH Hasyim Asyari tidak dimunculkan. Ada apa ini? Mungkinkah gara-gara pernyataan Kiai SAS tentang PKI yang sudah disebutnya bukan bahaya laten?” tutupnya. ***

Halaman: 12Lihat Semua