Menu

Sebut Kemendikbud Hanya Jadi Beban Jokowi, PPP Minta Nadiem Makaram Dievaluasi

M. Iqbal 21 Apr 2021, 13:22
Waketum PPP, Arsul Sani
Waketum PPP, Arsul Sani

RIAU24.COM Waketum PPP Arsul Sani menanggapi soal hilangnya nama Presiden RI ke-4 KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur dalam kamus sejarah Indonesia

Dia kemudian juga mengomentari soal 3 kontroversi Kemendikbud dalam waktu yang berdekatan. Arsul mengatakan hal itu menambah beban politik Presiden Joko Widodo (Jokowi).

"Setidaknya ada 3 peristiwa beruntun dalam waktu berdekatan terkait Kemendikbud yang justru menambah atau menciptakan beban politik bagi Presiden Jokowi di mata segmen umat Islam tertentu," kata Arsul dilansir dari Detik.com, Rabu, 21 April 2021.

Asrul menyebutkan, kontroversi yang dilakukan Nadiem di antaranya tak adanya frasa agama dalam draf peta jalan pendidikan nasional (PJPN). Kedua, hilangnya Pancasila dalam standar nasional pendidikan serta tidak adanya kisah tokoh KH Hasyim Asyari dalam kamus sejarah.

Ditambah lagi, saat ini jelas Arsul, hilangnya nama Gus Dur dalam kamus sejarah. Arsul heran.

"Jajaran Kemendikbud alih-alih mengurangi beban dan kecurigaan politik yang selama ini masih diembuskan kepada Presiden Jokowi oleh kalangan tertentu, tapi malah menambahnya," kata dia lagi.

Dia kemudian juga menyoroti nama Abu Bakar Ba'asyir yang justru dimuat dalam kamus sejarah itu. Arsul mempertanyakan Kemendikbud terkait adanya nama tersebut.

"Yang mengherankan justru ada nama Abu Bakar Ba'asyir dalam deretan tokoh sejarah itu. Mengapa nama mantan narapidana kasus terorisme yang menolak membuat pernyataan setia pada ideologi Pancasila ini justru muncul sebagai tokoh pada buku/kamus yang diterbitkan oleh Direktorat Sejarah Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan ini?" ucapnya.