Menu

Hanya Berharap Keajaiban, TNI Tetap Lakukan Pencarian Besar-besaran Terhadap Kapal Selam Nanggala-402

Satria Utama 24 Apr 2021, 10:52
KI Nanggala 402
KI Nanggala 402

RIAU24.COM -  Menurut teori, pasokan oksigen pada kapal selam KRI Nanggala-402 Angkatan Laut Indonesia habis pada pukul 03.00 dini hari tadi (24/4/2021) dan kapal itu belum ditemukan. Sekarang hanya berharap ada keajaiban untuk keselamatan 53 awak kapal selam yang hilang kontak sejak Rabu lalu tersebut.

Atas dasar itulah, operasi besar-besaran dikerahkan untuk mencari KRI Nanggala 402 yang hilang di perairan Bali. Sebanyak 23 KRI dikerahkan TNI AL untuk mencari kapal selam tersebut. Operasi pencarian juga didukung helikopter.

Selain kekuatan TNI AL, operasi besar-besaran untuk pencarian KRI Nanggala 402 ini juga didukung tiga Kapal SAR Basarnas, dan empat kapal patroli Baharkam Polri yang dilengkapi peralatan ROV serta sonar untuk mendeteksi metal atau logam di dasar laut.

Dilansir Sindonews, pada pencarian hari ketiga, Sabtu (24/4/2021) ini, juga disiagakan 13 tim penyelam Ditpolair Bakarkam untuk mendukung penyisiran yang dilakukan oleh 23 KRI . Penyisiran masih difokuskan di perairan utara Pulau Bali.

Pencarian menggunakan strategi manuver melingkar pada titik yang diperkiranan lokasi keberadaan KRI Nanggala 402 , yang sebelumya ditemukan adanya tumpahan minyak di lokasi tersebut.

Pencarian dengan menggunakan kekuatan penuh ini dilakukan, mengingat persediaan oksigen KRI Nanggala 402 yang mengangkut sebanyak 53 prajurit TNI AL diperkirakan akan habis. Selama dalam upaya pencarian KRI Nanggala 402 , KRI dr Soeharso 990 dijadikan markas komando.

Direktur Eksekutif Lembaga Maritim Nasional Indonesia Siswanto Rusdi mengatakan kemungkinan orang yang selamat ditemukan di kapal selam itu sangat kecil.

Menurutnya, semakin dalam posisi kapal, semakin besar tekanannya. "Skenario kasus terbaik adalah kru mengalami cedera parah seperti pecah pada gendang telinga dan pembuluh darah, dan skenario terburuk adalah mereka meninggal," katanya seperti dikutip Straits Times.

Kapal selam Type 209 buatan Jerman itu hilang kontak Rabu dini hari selama latihan penembakan torpedo. Sejauh ini tidak ada jejak kapal selam tersebut dan tidak ada indikasi upaya para awaknya untuk meluncurkan pintu darurat secara manual.

Namun, Siswanto mencatat bahwa kemampuan sonar kapal penyelamat dapat terhambat oleh sifat dasar kapal selam—kapal siluman yang dirancang tidak dapat terdeteksi.***