Menu

Serupa Tapi Tak Sama, Kapal Selam Canggih Ini Juga Pernah Tenggelam di Laut Bali

Azhar 27 Apr 2021, 20:27
USS Bullhead (SS-332). Foto: uboat.net
USS Bullhead (SS-332). Foto: uboat.net

RIAU24.COM -  Jauh sebelum kapal selam KRI Nanggala 402 dinyatakan tenggelam di Laut Bali pada Minggu, 25 April 2021, hal serupa ternyata juga terjadi pada armada milik Amerika Serikat (AS).

Dialah USS Bullhead (SS-332),  kapal selam Amerika Serikat canggih dimasanya yang diaktif digunakan pada Perang Dunia Ke-2. Kapal ini diperkirakan tenggelam pada 6 Agustus 1945 di daerah perairan Bali dikutip dari okezone.com, Rabu, 27 April 2021.

Setelah hilang kontak, USS Bullhead diduga lenyap karena terkena serangan anti kapal selam Jepang.

Kejadian ini bemula ketika Bullhead menjalankan patroli perang ketiganya pada 31 Juli 1945 di sekitar Laut Jawa. Kapal ini meninggalkan area patrolinya pada saat gelap untuk berpindah tempat ke Teluk Subic, Kepulauan Filiphina.

Bersama 2 kapal selam Amerika lainnya dan juga 2 kapal selam milik Inggris, Bullhead bergantian patroli di wilayah Laut Jawa. Bullhead tiba pada tanggal 6 Agustus di daerah yang sudah ditentukan.

Akan tetapi Capitaine tak kunjung sampai hingga 13 Agustus. Maka dari itu Capitaine memerintahkan Bullhead untuk menggantikan posisinya dalam regu pengintaian bersama Puffer pada 12 Agustus.

Sayangnya, pemberian perintah itu menjadi komunikasi terakhir Bullhead dengan kapal selam lainnya. Setelahnya Ia dinyatakan hilang kontak semenjak tiba di daerah patrolinya.

Berdasarkan keterangan dari laman Sejarah Angkatan Laut dan Komando Warisan, Bullhead memang terkena serangan anti kapal selam Jepang.

Namun masih belum mengetahui serangan yang mana yang berhasil menenggelamkan Bullhead. Mereka memperkirakan tanggal 6 Agustus menjadi momen paling mungkin, dimana serangan dari Jepang berhasil menenggelamkan Bullhead.

Diperkirakan USS Bullhead hancur berkat serangan pesawat Grotonarmy dengan titik kordinan posisi di 8 ° -20'S, 115 ° -42'E. Dugaan mereka diperkuat dengan munculnya sejumlah besar minyak dan gelembung udara di permukaan laut sehabis serangan berlangsung.

Dekatnya posisi Bullhead dengan pegunungan di Bali, diduga membuat jangkuan radarnya mengecil. Membuat Bullhead tak mampu menerima peringatan kehadiran musuh.