Menu

Iran Marah dengan Negara Ini Karena Kibarkan Bendera Israel, Kunjungan Menteri Luar Negeri pun Dibatalkan

Satria Utama 15 May 2021, 19:39
Bendera Israel berkibar di atas gedung Kanselir Federal Austria sebagai bentuk solidaritas memicu kecaman dari Turki. Foto/Daily SabahFoto
Bendera Israel berkibar di atas gedung Kanselir Federal Austria sebagai bentuk solidaritas memicu kecaman dari Turki. Foto/Daily SabahFoto

RIAU24.COM -  Menteri luar negeri (Menlu) Iran membatalkan kunjungan mitranya dari Austria. Pembatalan ini karena Iran tidak senang  atas sikap pemerintah Austria yang menunjukkan solidaritasnya kepada Israel.  

Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Javad Zarif seharusnya bertemu dengan Alexander Schallenberg. Juru bicara Schallenberg membenarkan laporan di surat kabar Die Presse yang mengatakan perjalanan itu dibatalkan. 

"Kami menyesali ini dan mencatatnya, tetapi bagi kami ini jelas bahwa ketika Hamas menembakkan lebih dari 2.000 roket ke sasaran sipil di Israel maka kami tidak akan tinggal diam," kata juru bicara itu, seperti dikutip dari Reuters.

Kurz, yang sangat pro-Israel, menyebut mengibarkan bendera Israel di atas kanselir federal pada hari Jumat sebagai tanda solidaritas di tengah bentrokan kekerasan. Tetapi Abbas Araqchi, yang memimpin delegasi Iran pada pembicaraan Wina, mengkritik langkah tersebut.

"Wina adalah tempat kedudukan (pengawas nuklir) IAEA & PBB, dan (Austria) sejauh ini menjadi tuan rumah yang hebat untuk negosiasi. Mengejutkan & menyakitkan melihat bendera rezim pendudukan, yang secara brutal menewaskan puluhan warga sipil tak berdosa, termasuk banyak anak hanya dalam beberapa hari, di atas kantor pemerintah di Wina. Kami mendukung Palestina," tulis Araqchi di Twitter.

Sebelumnya,  Juru bicara kepresidenan Turki mengkritik Kanselir Austria Sebastian Kurz karena mengibarkan bendera Israel di atap gedung kanselir di Wina. Itu dilakukan di tengah gencarnya serangan negara Yahudi itu terhadap Palestina .

"Inilah yang mendorong Israel untuk melanjutkan serangannya terhadap rakyat Palestina," kata Ibrahim Kalin dalam sebuah tweet.

"Saya berharap orang Austria dan Eropa yang memiliki akal sehat dan moralitas itu akan menolak politik yang memalukan ini," ia menambahkan seperti dikutip dari Anadolu, Sabtu (15/5/2021).***