Menu

Bukan Cuma Roket, Inilah Senjata Rahasia Hamas Yang Ditakuti Pasukan Israel Karena Sulit Dideteksi

Satria Utama 20 May 2021, 07:20
Terowongan Hamas, jadi senjata rahasia yang menakutkan israel
Terowongan Hamas, jadi senjata rahasia yang menakutkan israel

Tidak seperti serangan roket yang terlihat, serangan lewat terowongan yang kasat mata justru paling diandalkan oleh Hamas. Inilah mengapa Ismail Haniye menamakan terowongan itu sebagai Terowongan Teror. Dinamai teror karena hanya orang-orang Hamas saja yang mengerti keberadaan terowongan tersebut. Mulai dari jumlahnya hingga lokasinya.

Hamas memang berupaya membuat terowongan itu sangat hati-hati agar tidak terdeteksi Israel. Alih-alih menggunakan alat-alat elektris dalam menggali terowongan, mereka justru menggunakan alat mekanis dengan pedal untuk menggali terowongan. Jadi saat pasukan-pasukan Israel tertidur lelap di atasnya, tanpa disadari tentara-tentara Hamas sibuk membuat terowongan tanpa suara.

Dalam pembuatannya, orang-orang yang diperkerjakan Hamas menggali hingga 18-25 meter di bawah tanah dengan kecepatan 4–5 meter sehari. Terowongan biasanya digali melalui tanah berpasir yang membutuhkan atapnya untuk ditopang oleh tanah liat yang lebih tahan lama. Terowongan juga diperkuat dengan panel beton yang dibuat di bengkel yang berdekatan dengan setiap terowongan.

Proses pembangunan sangat riskan karena memang bisa menewaskan pekerja yang melakukan penggalian. Biasanya penggali teas karena ledakan bahan peledak yang tidak disengaja dan runtuhnya terowongan.

Pihak Israel sendiri tidak menutup mata akan keberadaan terowongan itu. Sejak 2014 mereka mulai menseriusi keberadaan terowongan teror. Pasukan Israel langsung melakukan pengeboman ke terowongan-terowongan yang telah mereka deteksi keberadaannya.

"Mereka bisa menemukan pintu keluar terowongan itu tapi tidak akan mau masuk ke dalamnya karena memang ada banyak jebakan di dalamnya. Jika tidak ingin ada terowongan baru, yang mereka (Israel) harus lakukan adalah mendorong para penggali Hamas untuk mundur lebih jauh lagi agar mereka lebih lama lagi menggali," ujar Dan Murphy, koresponden dari The Christian Science Monitor seperti dikutip Sindonews.

Halaman: 123Lihat Semua