RIAU24.COM -  Sebuah Rancangan Undang-undang (RUU) yang nantinya akan mengizinkan pernikahan sejenis di Lithuania gagal dalam pemungutan suara di parlemen, Selasa (25/5).

RUU yang dijuluki UU Kemitraan itu memerlukan 65 suara untuk bisa direalisasikan. Sayang, pada saat pemungutan suara, hanya 63 anggota yang memberikan dukungan, 58 menolak dan 8 anggota absen.
zxc1 
"Saya kecewa dengan keputusan kemarin. Namun, kabar baiknya adalah kami telah menerima dukungan dari 63 anggota parlemen dan kami hanya kekurangan dua suara untuk mengesahkan UU Kemitraan pada sidang pertama," Tomas Raskevičius, seorang anggota parlemen yang berorientasi seksual gay, dilansir dari Euronews.

"Kami akan menyempurnakan RUU dengan mempertimbangkan proposal yang diartikulasikan oleh Departemen Hukum Parlemen dan kelompok politik lainnya, dan kembali ke Seimas pada sesi musim gugur dengan RUU yang diperbarui," katanya.

Tindakan tersebut telah mendapat dukungan dari Perdana Menteri Lithuania Ingrida Simonyte dan sangat diperjuangkan oleh Partai Kebebasan.

"Ini bukan akhir," kata pemimpin Partai Kebebasan Ausrine Armonaite kepada AFP setelah pemungutan suara.
zxc2 
"Kami akan terus bekerja untuk perubahan, agar semua orang setara di hadapan hukum, agar tidak ada yang terpinggirkan dari masyarakat".

Undang-undang itu nantinya akan memudahkan pernikahan sesama jenis dan memberikan pasangan LGBT akses hukum, misalnya kepemilikan bersama properti dan hak waris.

Kegagalannya di parlemen terjadi setelah protes di Lituania atas pengenalan RUU tersebut.

Ribuan orang mengambil bagian dalam demonstrasi di Vilnius pada bulan Mei memprotes RUU tersebut, dengan acara yang dijuluki "Pawai Pertahanan Keluarga Besar".

Lithuania didominasi populasi Kristen, dengan tiga perempat orang beragama Katolik. Karenanya, Undang-undang itu mendapat respon negatif dari sebagian besar rakyat Lithuania.

Pada 2019, survei Eurobarometer menemukan bahwa lebih dari 60% orang di Lituania menentang perkawinan sesama jenis yang diizinkan di seluruh Eropa.