Menu

Pesawat Prototipe Milik Intelijen Israel Dikabarkan Memasuki Wilayah Udara Malaysia Sebelum Mendarat Di Singapura, Menimbulkan Kehebohan di Kalangan Netizen

Devi 27 May 2021, 11:12
Foto : Muslim Menjawab
Foto : Muslim Menjawab

RIAU24.COM - Warga Malaysia termasuk yang paling keras memprotes kekerasan Israel-Palestina, itulah sebabnya wajar jika mereka merasa sedikit tidak nyaman saat mendengar bahwa prototipe pesawat 'intelijen' Israel dilaporkan memasuki wilayah udara Malaysia.

Menurut laporan Sinar Harian, pesawat tersebut diduga melakukan uji terbang melintasi wilayah udara Putrajaya, sebelum mendarat di Singapura. Analis pertahanan, Zaki Salleh, berbagi bahwa meskipun itu penerbangan biasa dan biasa, kehadiran pesawat yang dilengkapi dengan perangkat keras intelijen elektronik, menarik perhatian banyak orang.

Dia menambahkan, ada kemungkinan pesawat sedang menguji sistem terbaru dan penerbangan jarak jauh untuk melihat efektivitas peralatan.

“Kalau benar seperti diberitakan, pesawat Boeing 732-400 dengan nomor registrasi 4X-AOO milik perusahaan IAI-Elta itu merupakan pesawat intelijen elektronik. Pesawat ini digunakan sebagai platform pengujian radar dan peralatan elektronik. Ini dirancang untuk mengakomodasi sistem intelijen slogan patroli maritim, intelijen citra, sistem peringatan dini udara (AEW) dan sistem perlindungan rudal pesawat komersial," katanya.

Zaki selanjutnya menjelaskan bahwa kecanggihan dan kepekaan berbagai sistem penginderaan, dan kehadiran mereka di Singapura menimbulkan pertanyaan tentang tujuannya.

zxc2

Flightradar24 mengkonfirmasi bahwa pesawat telah mendarat di Bandara Paya Lebar di Singapura yang sekarang menjadi pangkalan udara militer negara. Dilansir dari Malaysia Now, itu juga bekas pangkalan udara militer AS.

Singapura dan Israel telah membentuk hubungan diplomatik setelah Malaysia merdeka pada 1965. Israel sejak itu membantu Singapura membangun angkatan bersenjata mereka, berdasarkan laporan The Straits Times. Segera setelah pembentukan kesetiaan mereka, Israel mengirim penasihat pertahanan ke Singapura, di mana mereka digambarkan sebagai 'orang Meksiko' untuk menyembunyikan kehadiran mereka.

Saat ini, hubungan mereka melampaui keamanan menjadi perdagangan, budaya, dan penelitian.