Menu

Pasca Serangan Israel, Anak-anak di Gaza Mengalami Trauma Berat, Mimpi Buruk dan Berteriak di Tengah Malam

Devi 31 May 2021, 14:23
Foto : Republika
Foto : Republika
Bagian terburuk dari serangan terakhir adalah "menjadi seorang ibu yang harus bisa menenangkan putrinya" meski tidak bisa, kata Shehada. “Sangat sulit menjadi ibu di Gaza. Saya sendiri ketakutan. Kondisi mental putri saya memburuk selama penyerangan. Dia menangis histeris saat mendengar bom, ”kata Shehada.

“Bahkan sekarang dengan gencatan senjata, Toleen menderita mimpi buruk. Dia bangun sambil berteriak di tengah malam. Saya mencoba yang terbaik untuk menghiburnya, tapi itu membunuh saya untuk melihatnya seperti ini, ”tambahnya sambil terisak.

Seperti banyak ibu di Gaza, Shehada mengatakan dia dan putrinya membutuhkan rehabilitasi psikologis. "Apa pun yang berhasil saya atasi dalam serangan 2014 kembali menghantui saya," katanya.

Tetapi tanpa banyak layanan dukungan kesehatan mental yang tersedia di Gaza, Shehada mengatakan kebanyakan orang di Jalur Gaza hanya menangani trauma. “Penderitaan anak saya membuat saya bertanya-tanya berapa banyak anak di Gaza yang menderita sepanjang hidup mereka karena trauma perang.”

Orang tua berusaha untuk tetap kuat
Reem Jarjour, 30, seorang pekerja sosial dan ibu dari tiga anak, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa dia telah berjuang untuk tetap kuat dan mantap untuk anak-anaknya sejak serangan Israel.

Halaman: 234Lihat Semua