Menu

Hidup Trenggiling Amat Menyedihkan, Mari Kita Hentikan Hal-hal Ini Agar Hidupnya Lebih Baik

Amerita 3 Jun 2021, 20:40
google
google

RIAU24.COM - Terlepas dari penampilannya yang tampak seperti reptil, trenggiling sebenarnya adalah satu-satunya mamalia bersisik di dunia.

Binatang ini bisa tumbuh hingga satu meter panjangnya, atau sekitar 3 kaki. Delapan spesies dapat ditemukan hidup di beberapa bagian Asia dan Afrika.
zxc1 
Kata trenggiling diperkirakan berasal dari bahasa Melayu yang berarti "orang yang berguling".

Trenggiling soliter biasanya menggeliat sendiri saat tidur atau untuk perlindungan, dan sisik keratinnya bertindak sebagai pelindung. 

Makhluk bersisik ini adalah hewan nokturnal, dan hidup di liang atau batang pohon berlubang. Mereka memakan semut dan serangga.
zxc2 

Semua spesies trenggiling sangat terancam punah, terutama karena perburuan dan penggundulan hutan, yang mengancam habitat mereka. 

Dana Margasatwa Dunia menyebut mereka "salah satu hewan yang paling banyak diperdagangkan." 

Sisik trenggiling dihargai untuk pengobatan tradisional di negara-negara seperti Cina dan Vietnam. Pada satu hari di tahun 2017, 400 kilo (880 pon) daging trenggiling yang disita saat memasuki Malaysia dari Ghana.

Daging trenggiling dianggap sebagai makanan lezat di beberapa negara Asia. Karena jumlahnya semakin berkurang, trenggiling semakin banyak diselundupkan dari Afrika ke Asia. 

Timbangan mereka bisa mencapai beberapa ribu dolar AS per kilo di pasar gelap. Diperkirakan 1 juta trenggiling diperdagangkan dalam satu dekade terakhir ini.

Konsumsi daging trenggiling oleh manusia menjadi isu global di awal tahun 2020 ketika muncul dugaan bahwa virus SARS-CoV-2 telah berpindah dari makhluk ke manusia. 

Sementara trenggiling juga rentan terhadap virus corona, sebagian besar peneliti sekarang percaya bahwa COVID-19 mungkin berasal dari kelelawar. 

Namun demikian, pandemi yang sedang berlangsung telah menyoroti bahaya mengkonsumsi daging liar dan penularan virus.

Meskipun status mereka terancam punah, beberapa peneliti optimis tentang upaya konservasi yang sedang berlangsung. 

Sebuah studi Desember 2020 menunjukkan bahwa satu spesies, trenggiling Filipina, mungkin memiliki kesempatan untuk bangkit kembali karena populasinya sedikit meningkat dalam beberapa tahun terakhir. 

Tindakan tegas terhadap penyelundup juga meningkat. Di China, sekarang ilegal menggunakan bagian trenggiling untuk tujuan medis.