Menu

Sulitnya Kehidupan Para Penarik Becak di Penang, Terpaksa Tidur di Trotoar Karena Tidak Punya Penghasilan

Devi 13 Jun 2021, 06:03
Foto : worldofbuzz
Foto : worldofbuzz

RIAU24.COM -  Tanpa turis asing atau penduduk lokal yang sebagian besar tinggal di rumah karena Perintah Pengendalian Gerakan (MCO), keadaan tidak baik bagi penjaja becak di Penang yang menghadapi beban terberat dari kejatuhan ekonomi Covid-19.

Seperti dilansir dari laporan Harian Metro, Sekretaris Eksekutif Urban Life Volunteers Sarah Abdullah mengatakan, banyak dari mereka yang sebagian besar adalah warga lanjut usia, harus mengubah trotoar atau kendaraan roda tiga menjadi rumah karena tidak mampu membayar sewa kamar.

Beberapa dari mereka bahkan mandi di toilet umum terdekat dan hanya mengandalkan bantuan dari orang-orang dermawan di luar sana untuk menyediakan makanan bagi mereka.

Setelah itu, kata Sarah, sebagai lembaga swadaya masyarakat (LSM), mereka berinisiatif menyediakan sembako bagi para penarik becak di tiga lokasi, yakni di dekat Kompleks Tun Abdul Razak (Komtar), Jalan Penang, dan Lebuh Armenian, menurut Harian Metro.

Pihaknya mencatat total 120 penarik becak aktif yang menerima bantuan sembako setiap harinya.

“Kami membutuhkan relawan atau donatur untuk membantu kami mensponsori makanan dan kebutuhan sehari-hari seperti sabun, selimut, handuk, masker wajah, atau pembersih tangan,” kata Sarah Abdullah dalam laporan Harian Metro.

zxc2


Sarah juga mengimbau pemerintah negara bagian untuk meningkatkan bantuan keuangan bulanan saat ini dari Rp 300.000 menjadi Rp 600.000. Mereka juga mendesak Majlis Bandaraya Pulau Pinang (MBPP) untuk memberikan kesempatan kerja yang sesuai bagi para tukang becak ini sebagai pekerja paruh waktu, untuk mengumpulkan sampah atau bekerja sebagai pembersih.

Di antara pendayung becak yang terkena dampak adalah Surinder Singh, 58 tahun, yang mengatakan bahwa dia terbiasa tidur di becaknya karena dia tidak punya uang untuk menyewa kamar atau tinggal di rumah kos.

“Saya hanya memiliki selembar kain yang saya gunakan sebagai selimut dan membersihkan diri saya dengan itu di toilet umum terdekat. Saat ini, saya tidak memiliki satu sen pun di saku saya dan hanya mengandalkan kemurahan hati orang-orang untuk mendapatkan makanan,” katanya dalam sebuah laporan oleh Harian Metro.