Menu

Fenomena Warga Indonesia yang Berebut Oksigen dan Meninggal Sendirian di Rumah Usai Terinfeksi COVID-19, Jadi Perhatian Media Asing

Devi 12 Jul 2021, 15:42
Foto : Aljazeera
Foto : Aljazeera

Bukan hanya masyarakat umum yang berjuang dengan kekurangan oksigen dan obat-obatan – para profesional kesehatan juga mengatakan kepada Al Jazeera bahwa mereka tidak memiliki cukup kebutuhan untuk membantu semua orang yang membutuhkan. Dr Erni Herdiani adalah kepala Puskesmas Lemah Abang di Bekasi, di pinggiran Jakarta.

“Kami membutuhkan tangki oksigen, pengisian oksigen, dan obat-obatan. Kami mengobati kondisi yang parah, kami membutuhkan obat-obatan seperti remdesivir dan kami tidak dapat menemukannya,” katanya.

“Kami perlu memberi pasien oksigen dan obat-obatan. Kami kekurangan tangki oksigen … ini di luar dugaan saya. Begitu banyak pasien yang membutuhkan oksigen dan pengisian ulang akhir-akhir ini bahkan lebih sulit.”

Dr Erni ingin membeli lebih banyak tangki oksigen untuk kliniknya tetapi mengatakan itu tidak mungkin. “Saat ini, kami tidak bisa membelinya. Tidak ada tank. Kami membutuhkan pemerintah untuk menyediakannya,” katanya. Karena rumah sakit di Jawa dan bagian lain di Indonesia semakin mendekati kapasitas penuh, terserah kepada klinik kesehatan masyarakat untuk merawat beberapa dari ribuan orang sakit yang tidak dapat dirawat.

Tetapi tim Dr Erni juga berada di bawah tekanan – ada kurang dari 30 petugas kesehatan di kliniknya dan mereka memantau lebih dari 300 pasien. Setiap hari, tim medis keliling dari kliniknya mengunjungi beberapa orang sakit. Tim sudah terbiasa menemukan pasien meninggal sendirian di rumah mereka. “Saat ini, ada banyak kehilangan [kehidupan] di rumah. Kadang kita dapat laporan ada yang meninggal, saat kita periksa jenazahnya positif,” ujarnya.

Dr Erni yakin angka resmi pemerintah, yang menyebutkan jumlah korban tewas lebih dari 66.000, terlalu rendah. “Itu tidak dilaporkan. Sangat menyedihkan karena kami tidak dapat membantu mereka.”

Halaman: 234Lihat Semua