Menu

Pria Prancis Ini Nekat Melakukan Aksi Mogok Makan di Dekat Stadion Olimpiade Tokyo Karena Anak-anaknya Diculik Oleh Sang Istri yang Berasal Dari Jepang

Devi 14 Jul 2021, 09:23
Foto : Asiaone
Foto : Asiaone

Dia telah menerima dukungan dari komunitas Prancis di Jepang, dengan banyak sukarelawan yang tinggal bersamanya selama jaganya. Solidaritas itu seringkali didasarkan pada pengalaman pribadi, kata Fichot. “Semua orang di komunitas Prancis mengenal seseorang yang menjadi korban sistem Jepang dan anak-anak mereka juga diculik,” katanya.

“Tetapi anak-anaklah yang menjadi korban sebenarnya dari situasi ini. Saya di sini bukan untuk diri saya sendiri; Saya di sini untuk membela kepentingan anak-anak saya.”

Jepang tidak mengakui hak asuh bersama untuk anak-anak dari pasangan yang bercerai atau berpisah. Penculikan orang tua sering terjadi, dengan pengadilan sering memberikan hak asuh kepada "penculik" dan tidak menegakkan hak kunjungan, meskipun Tokyo menjadi penandatangan Konvensi Den Haag tentang hak-hak anak.

Tidak ada angka resmi, tetapi kelompok hak asasi percaya sekitar 150.000 anak dipisahkan secara paksa dari orang tuanya setiap tahun di Jepang, dengan jumlah yang signifikan adalah anak-anak dari pernikahan internasional.

Fichot sebelumnya telah membahas situasinya dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron ketika yang terakhir sedang dalam perjalanan ke Jepang. Macron pada saat itu menyatakan dukungan untuk orang tua Prancis yang tidak dapat melihat anak-anak mereka, menggambarkan situasinya sebagai "sama sekali tidak dapat diterima", dan mengangkat masalah ini dengan perdana menteri saat itu Shinzo Abe.

Pemimpin Prancis itu akan kembali ke Jepang pada akhir Juli untuk menghadiri Olimpiade Tokyo, dan Fichot mengatakan dia akan senang bertemu dengannya lagi.

Halaman: 123Lihat Semua