Menu

Melarang Lagu Nicki Minaj dan Bruno Mars Diputar Adalah Hal yang Sia-sia, Kata Seorang Musisi Asal Indonesia

Devi 14 Jul 2021, 09:30
Foto : Asiaone
Foto : Asiaone

Meski langkah itu mengejutkan banyak orang Indonesia dan diolok-olok oleh beberapa musisi, ini bukan kali pertama KPI menyensor artis asing atau lokal. “Sebenarnya sudah lama ada larangan lagu-lagu yang dianggap bertentangan dengan norma sosial,” kata Irna Minauli, psikolog klinis di kota Medan.

“Ketika saya masih kecil tumbuh di tahun 1960-an, lagu Je t’aime … moi non plus oleh Serge Gainsbourg dan Jane Birkin dilarang karena berisi desahan yang dianggap membangkitkan gairah orang-orang yang mendengarnya. Larangan lagu sudah ada sejak zaman Presiden Sukarno tahun 1960-an. Dia bahkan melarang penyanyi lokal bernyanyi atau meniru penyanyi Barat. Kemudian selama era Suharto [dari 1967 hingga 1998], lagu-lagu yang terkait dengan Partai Komunis Indonesia dilarang.”

Baru-baru ini KPI yang didirikan pada 2002 terus menyensor lagu-lagu yang dianggap menyinggung norma sosial.

Pada tahun 2019 mengangkat isu klasik lokal Aku Ingin Dilubangi (‘I want to be penetrated’) and Mobil Goyang (‘Rocking car’)  serta Shape of You Ed Sheeran dan lagu-lagu Bruno Mars. Mendengar kabar tersebut, Mars saat itu dengan bercanda mencap Sheeran sebagai “penyimpang seksual”. Di bagian Barat, lagu-lagu Sheeran lebih sering digambarkan romantis – jenis balada yang dimainkan di pesta pernikahan.

Namun, Minauli mengatakan bahwa konten yang dianggap mengganggu “norma budaya dan agama” dapat berarti apa saja, mulai dari menampilkan orang transgender di televisi hingga gambar orang merokok, berciuman, atau wanita yang menunjukkan belahan dada. Iklan untuk kondom dan rokok hanya diperbolehkan setelah jam 10 malam, begitu juga acara televisi yang menampilkan setan atau roh, kata Minauli, yang menambahkan bahwa tindakan seperti itu menjadi jauh kurang efektif di era internet.

“Larangan ini hanya mempengaruhi komunitas, seperti komunitas yang sangat pedesaan, yang tidak memiliki akses ke internet. Tapi di kota-kota orang, terutama remaja, tidak lagi menonton televisi dan malah berselancar di internet tanpa batasan dan sensor seperti itu,” katanya.

Halaman: 123Lihat Semua