Menu

Mengharukan, Inilah Kisah Hidilyn Diaz, Anak Tukang Becak yang Berhasil Mengukir Sejarah di Olimpiade Tokyo 2020

Devi 29 Jul 2021, 00:48
Foto : Tik Tok
Foto : Tik Tok

RIAU24.COM -  Nama Hidilyn Diaz menjadi viral di berbagai media sosial. Wanita berparas manis ini mampu mengukir sejarah untuk dirinya serta Filipina di OIimpiade Tokyo 2020.

Diaz yang merupakan atlet angkat besi itu meraih medali emas pertama kepada negara asalnya, Filipina

Medali ini menjadi medali emas pertama sepanjang keikutsertaan Filipina selama 97 tahun di ajang olahraga terbesar dunia tersebut.

zxc1

Atlet berusia 30 tahun tersebut menyabet medali emas saat turun di kelas 55 kg putri, dengan mencatatkan total angkatan 213 kg. Ia mengalahkan jawara China, Liao Qiuyun.

Perjalanan Diaz meraih juara tidaklah mudah. Diaz sebetulnya telah meraih medali perak di Olimpiade Rio 2016. Akan tetapi, prestasi tersebut tampaknya tidak membuatnya puas.

Pada 2018, atlet unggulan Filipina itu bekerja sama dengan pelatih top China, Gao Kaiwen. Sang pelatih pun yang turut mengiringi perjuangan sang atlet hingga menjadi juara Olimpiade.

Diaz hanyalah seorang putri pengemudi becak di sebuah desa miskin dekat Zamboanga. Dia meninggalkan keluarganya sejak Desember 2019 untuk mempersiapkan diri tampil di Olimpiade.

Ia pun sempat terancam tak ikut Olimpiade, karena keterbatasan dana.
Apalagi, dengan situasi Filipina yang memanas beberapa tahun belakangan jni, membuat nasib sang atlet seperti tak diperhatikan.

Akibatnya, sang lifter sempat meminta donasi di instagram pribadinya pada Juni 2019. Aksi itu terpaksa dilakukan karena situasi keuangannya tidak menentu.


"Saya mengalami kesulitan," tulisnya dalam bahasa Filipina di Instagram. "Saya malu untuk meminta di sini, tapi saya tidak akan ragu melakukan ini untuk mimpi saya dan untuk negara kita membawa pulang medali emas di Olimpiade," ujarnya dilansir dari Channelnewsasia pada Selasa, 27 Juli 2021.

Aksinya itu pun menjadi viral. Beberapa public figure pun menyumbangkan hartanya untuk sang atlet. Komisi Olahraga Filipina pun tertampar dan bergerak memberi 2 juta peso (Rp579 juta) untuknya dari tak lama setelah postingan Instagram tersebut diunggah.

Atlet veteran itu awalnya pergi berlatih di Malaysia pada Februari 2020. Hal itu merupakan saran dari pelatih. Menurut Gao, akan lebih baik baginya saat dia fokus pada kualifikasi ke Tokyo.


Namun, beberapa minggu kemudian muncul pembatasan sosial karena pandemi Covid-19. Hal itu membuat Diaz harus menghadapi kenyataan tutupnya gym, kurangnya akses ke peralatan angkat besi dan ketidakpastian apakah Olimpiade akan diadakan atau tidak sama sekali.

Selama berbulan-bulan, Diaz dan timnya terjebak di sebuah blok apartemen di ibu kota Kuala Lumpur. Mereka terpaksa berlatih di dalam kamar. Namun, mereka harus berhati-hati agar tidak merusak lantai keramik saat berlatih dengan beban.

Pada Oktober tahun lalu, dia pindah ke negara bagian pantai selatan Melaka. Mereka menempati sebuah rumah milik seorang pejabat angkat besi Malaysia. Di sana dia terpaksa berlatih di garasi rumah selama beberapa bulan. Barbel bertebaran di gym dadakan tersebut, tetapi semangat Diaz tidak goyah.

Kini, segala kesulitan telah terbayar. Dia akan disambut sebagai pahlawan ketika kembali ke Filipina.