Menu

Seorang Pencari Suaka Ditangkap Atas Tuduhan Pembunuhan Pendeta Katolik Roma di Prancis

Riki Ariyanto 10 Aug 2021, 11:10
Seorang Pencari Suaka Ditangkap Atas Tuduhan Pembunuhan Pendeta Katolik Roma di Prancis (foto/int)
Seorang Pencari Suaka Ditangkap Atas Tuduhan Pembunuhan Pendeta Katolik Roma di Prancis (foto/int)

RIAU24.COM - Pria asal Rwanda dituduh telah membunuh seorang pendeta Katolik Roma di Prancis Barat. Pria yang tidak disebut namanya dikabarkan adalah seorang pencari suaka.

Dilansir dari Okezone, jenazah Olivier Maire ditemukan di desa Saint-Laurent-sur-Svre di daerah Vendée pada Senin (9 Agustus 2021) pagi. Laporan itu menyebutkan tersangka seorang pencari suaka yang gagal ditampung oleh pendeta, menyerahkan diri dan mengakui perbuatannya.

Pria berusia 40 tahun itu juga diduga memicu kebakaran yang merusak katedral di dekat Nantes pada Juli tahun lalu. Presiden Prancis Emmanuel Macron memuji "kemurahan hati" Pastor Maire dan menyebut pikirannya bersama semua umat Katolik di Prancis.

Menteri Dalam Negeri Gérald Darmanin menggemakan sentimen tersebut dan mengunjungi daerah tersebut di kemudian hari.

 

Pembunuhan itu telah memicu perdebatan politik soal mengapa tersangka yang merupakan seorang pencari suaka itu masih berada di Prancis.

 

Di Twitter, Darmanin mengkritik postingan politisi sayap kanan Marine Le Pen, yang menanyakan mengapa pria yang dicurigai terkait kebakaran Nantes tidak dideportasi.

Darmanin menyebut bahwa meskipun permintaan suaka telah ditolak, tersangka tidak dapat diusir saat sedang diselidiki atas tuduhan pembakaran.

 

Tersangka, yang bekerja sebagai sipir sukarelawan di katedral, didakwa setelah dilaporkan mengaku menyalakan api.

 

Dia ditahan hingga Mei tahun ini dan kemudian dipindahkan ke rumah sakit jiwa. Media Prancis mengatakan Pastor Maire, 60, telah menyambut pria itu ke gerejanya selama beberapa bulan.

 

Suster Dorothee Harushinana menyebut kepada kantor berita Reuters bahwa pendeta itu dekat dengan umat. Sehingga siapapun selalu dapat mengunjunginya.

 

Kebakaran tahun lalu menghancurkan jendela kaca patri dan organ besar di katedral. Itu terjadi beberapa bulan setelah kebakaran yang menghancurkan di katedral Notre-Dame di Paris pada 2019.