Menu

Berkat Jemaah Haji Indonesia, Imam Masjidil Haram Berhasil Selamat Dari Aksi Pembunuhan

Azhar 10 Aug 2021, 22:36
Pasukan keamanan saat Masjidil Haram dibajak kelompok bersenjata. Sumber: haramainsyharifain.com
Pasukan keamanan saat Masjidil Haram dibajak kelompok bersenjata. Sumber: haramainsyharifain.com

RIAU24.COM -  Rendahnya kemampuan rata-rata orang Indonesia dalam menguasai bahasa Arab terutama di tahun 1979 ternyata tak selamanya buruk.

Berkat keterbatasan itu, Imam Masjidil Haram, Syekh Muhammad Subbail berhasil menyelamatkan diri dari aksi pembunuhan dikutip dari haramainsyharifain.com.

Semua bermula ketika Masjidil Haram selama 15 hari dibajak kelompok bersenjata yang dipimpin oleh Juhaiman al-Otaibi pada 1 Muharram 1400 Hijriah atau 20 November 1979 Masehi.

Ketika itu ibadah haji tengah berlangsung.

Pagi hari pertama tahun baru Islam, banyak jemaah haji yang tinggal di Mekah mulai berkumpul dalam Masjid Al Haram untuk salat subuh. Termasuk jamaah Indonesia yang dikenal tak begitu menguasai bahasa Arab.

Setelah salat subuh, imam masjid Syekh Muhammad Subbail dikagetkan dengan aksi pemimpin pemberontak yang dengan cepat mengambil alih mikrofon masjid.

Sesudah itu suasana mencekam. Suara tembakan dari pemberontak dalam masjid silih berganti. Pasukan keamanan masjid saat itu tak secanggih saat ini. Mereka kala itu belum dapat mencium keberadaan para pemberontak.

Menjadi Imam Masjid Al Haram, status dan penampilan Syekh Muhammad Subbail tentunya diketahui banyak jemaah. Termasuk dari para kelompok bersenjata.

Menyadari nyawanya tengah terancam, Syekh Subbail menurunkan kerudung shemagh-nya dan melingkarkannya di bahunya seperti orang asing.

Dia dengan cepat bergabung dengan sekelompok jemaah Indonesia. Lantaran sudah menyadari karena tak mengerti bahasa Arab, rombongan dari Indonesia dibebaskan tanpa syarat oleh kelompok bersenjata.

Mereka dipersilakan keluar dari dalam masjid tempat mereka sebelumnya ditawan. Termasuk Imam Ka'bah yang berhasil menyelinap keluar tanpa diketahui pemberontak.

Sementara jemaah haji lain disandera kelompok bersenjata. Lantaran dibajak, Masjid Haram ditutup untuk pertama kalinya dalam beberapa abad terakhir.

Tidak ada salat, tawaf, sa'ee, atau tindakan ibadah haji lainnya selama berhari-hari. Aksi pembajakan baru berakhir setelah pemerintah Arab Saudi mendatangkan pasukan elite dari Prancis alias GIGN.

Sebelum mendatangkan pasukan asing, Pemerintah Arab Saudi sudah melakukan negosiasi. Namun tak digubris.

Tak ingin berlama-lama, pasukan Prancis diterjunkan. Serangan ini membuat banyak pemberontak mundur ke ceruk di bawah struktur bangunan, dan dari sana, pertempuran yang sebenarnya baru meletus.

Pasukan Saudi tanpa pandang bulu menyerang dengan melemparkan granat. Akibatnya tak hanya pemberontak, korban juga datang dari jamaah haji, hingga personel militer lain.

Perkiraan resmi menyebutkan jumlah korban tewas sekitar 255 orang. Setelah 15 hari peristiwa mencekam terjadi, pasukan keamanan Saudi baru berhasil mengamankan Masjidil Haram.

Tak hanya itu, pasukan keamanan juga berhasil menangkap otak dibalik aksi pembajakan, al-Otaibi, bersama dengan rekannya. Mereka akhirnya tewas lantaran mendapat hukuman penggal.