Menu

Lelehan Api Bakar Kaki Bocah 2 Tahun setelah Peluru Taliban Tembus Jendela Kamarnya

Amerita 15 Aug 2021, 09:58
Sumber: The Mirror
Sumber: The Mirror

RIAU24.COM - Rafiullah (2) terbangun di tempat tidurnya dalam keadaan kaki terbakar setelah pecahan peluru yang diledakkan Taliban menembus jendela kamarnya.

Rafi, begitu dia biasa dipanggil, menderita luka bakar serius setelah selimut yang ia gunakan saat tidur terbakar dan meleleh tepat di kakinya.
zxc1 
Selama berhari-hari, sang ibu mati-matian mencari pertolongan medis untuk Rafi.

Rafi sendiri adalah satu dari 180.000 anak yang terpaksa dibawa orang tua mereka pergi dari rumah karena takut pemberontak ganas Taliban muncul di depan rumah.


“Kaki Rafi terbakar sangat parah. Dia berada di kamp Haji untuk pengungsi internal di Kandahar setelah meninggalkan rumahnya di Lashkar Gah,” kata Samantha Mort, perwakilan Unicef di Kabul.
zxc2 
“Ibunya mengatakan mereka tertidur ketika pecahan peluru masuk melalui jendela dan membakar selimutnya. Kainnya meleleh dengan sangat cepat dan dia terbangun dengan kaki terbakar. Anak-anak ini tidak bersalah, mereka berada di rumah mereka di mana mereka seharusnya merasa aman dan terlindungi tetapi konflik akan datang ke pintu mereka,” tambah Mort.

Militan Taliban mulai masuk ke Kabul beberapa minggu terakhir setelah berhasil menguasai Herat; kota terbesar di Afghanistan barat.

Kini, kelompok teror itu menguasai sebagian besar ibu kota provinsi negara dan sebagain besar pedesaan.

Seorang sumber mengatakan bahwa ada laporan tentang anak-anak muda yang dicambuk dengan cambuk kuda oleh Taliban.

“Ada banyak ketakutan dan di mana telah terjadi pertempuran, dan bahwa pertempuran telah datang ke pintu orang-orang, orang-orang itu telah melarikan diri,” kata Mort.

“Kami mendengar kesaksian yang sangat emosional dari orang-orang yang menjalani kehidupan biasa mereka ketika konflik datang ke depan pintu rumah mereka.”

“Anak-anak kecil sedang mengambil air, tidur di tempat tidur mereka, ketika bom mulai meledak dan pertempuran dimulai. Orang-orang melarikan diri dengan apa yang mereka miliki di tangan mereka.”