Menu

Jendral Sudirman, Pahlawan yang Rela Mati-matian Berjuang Demi Kemerdekaan RI: Dikenal Sebagai Sosok Pendiam

Rizka 17 Aug 2021, 15:33
google
google

RIAU24.COM -  Nama Jendral Soedirman harum dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia. Jenderal Sudirman, satu di antara pahlawan bangsa yang dihormati dan disegani rakyat Indonesia.

Dalam momen HUT ke-76 RI pada 17 Agustus 2021 ini, nama Jenderal Soedirman bahkan masuk dalam trending Google.

Jenderal Sudirman, sosok pendiam atau tak banyak bicara sebagaimana diungkapkan Samiyem saat masih kecil ketika berjumpa dengan sang jenderal besar di Gunung Kidul DIY.

Jenderal Sudirman adalah panglima besar TNI pertama di Indonesia. Ia punya peran penting dalam sejarah kemerdekaan RI. Sebelum Indonesia merdeka, ia pernah menjadi guru. Pada masa penjajahan Jepang, sekolah tempat ia mengajar terpaksa tutup.

Tempat itu justru digunakan untuk pos militer. Setelah memimpin tim untuk menghadapi Jepang, ia bisa membuka lagi sekolah setelah meyakinkan para penjajah.

Setahun sebelum Indonesia merdeka, Soedirman bergabung dengan kelompok militer bentukan Jepang, yaitu Pembela Tanah Air (PETA).

Memasuki April 1945, ia sempat menangani para pemberontak yang melawan Jepang. Pemberontak yang dikenal dengan sebutan Kusaeri pun menyerah setelah Soedirman mengumumkan tidak akan membunuh mereka.

Dilansir dari Kompas.com, saat Indonesia merdeka, Soedirman menemui Presiden Soekarno di Jakarta. Ia pun diminta memimpin perlawanan Jepang di Jakarta, tetapi ia menolak karena belum terbiasa akan lingkungan tersebut.

Ia pun menawarkan diri untuk memimpin pasukan di Kroya. Permintaan itu pun dikabulkan.

Pada 19 Agustus 1945, ia pun siap beraksi dengan pasukannya. Namun, di waktu bersamaan Belanda justru kembali untuk menjajah lagi. Selain Belanda, ada juga tentara Inggris yang hadir.

Kemudian, ia pun terpilih menduduki jabatan Panglima Besar Tentara Keamanan Rakyat (TKR).

Pemilihan ini dilakukan di Yogyakarta. Jelang pelantikan menjadi panglima, ia pun berperang melawan pasukan Belanda dan Inggris.

Ia bersama pasukannya mati-matian bertempur demi kemerdekaan Indonesia yang utuh. Indonesia pun menang dalam pertempuran ini lewat perjanjian Linggarjati dan Renville. Selain itu, pertempuran hebat lain yang dilakukannya ketika ada Agresi Militer II.

Belanda berupaya menduduki Yogyakarta. Ia dan pasukannya pun melakukan perlawanan lewat perang gerilya.

Akhirnya berbagai perlawanan terhadap Belanda membuahkan hasil. Belanda pun pada akhirnya menarik diri.

Kemudian, Belanda pun mengakui kemerdekaan Republik Indonesia.