Menu

Sadar Nyawanya dalam Bahaya, Walikota Wanita Afghanistan Berhasil Kabur dari Taliban ke Jerman: Saya Bersusah-payah untuk Menyembunyikan Diri

Rizka 28 Aug 2021, 17:17
google
google

RIAU24.COM -   Walikota perempuan pertama di Afghanistan Zarifa Ghafari memiliki firasat tersendiri setelah jatuhnya Kabul ke tangan Taliban.

Zarifa Ghafari adalah Walikota di Maidan Shahr, Provinsi Wardak, Afghanistan.

Zarifa Ghafari, 29, telah menjadi pejabat publik terkemuka dan suara lantang bagi hak-hak perempuan.

Dia meyakini predikatnya tersebut menjadikannya ancaman bagi Taliban, yang terkenal kerap membatasi peran perempuan sejalan dengan tafsir kaku mereka terhadap ajaran Islam.

Awalnya Zarifa Ghafari ngotot ingin tinggal selama perebutan kekuasaan yang sangat cepat oleh Taliban, meskipun ia takut akan nyawanya. Namun optimisme itu berubah menjadi keputusasaan.

Tak lama setelah Taliban mengambil alih, Zarifa Ghafari disarankan agar pindah dari rumahnya. Kekhawatiran akan keamanannya segera terwujud ketika beberapa petempur Taliban datang ke rumahnya. Menurutnya, para petempur Taliban memukuli penjaga keamanannya.

Namun beberapa hari kemudian, ternyata Zarifa Ghafari dan keluarganya berhasil kabur ke Jerman. Ia tiba di Jerman, Senin 23 Agustus 2021 malam.

Pada 18 Agustus, dia menyewa sebuah mobil untuk membawanya dan keluarganya ke bandara Kabul.

Selama perjalanan, dia bersembunyi di bawah kursi mobil, merunduk untuk berlindung setiap kali mereka melewati pos pemeriksaan Taliban.

"Ketika kami sampai di gerbang bandara, ada petempur Taliban di mana-mana," katanya.

"Saya bersusah-payah untuk menyembunyikan diri,” lanjutnya.

Di bandara, duta besar Turki di Kabul membantu mereka untuk menumpang pesawat ke Istanbul. Dari sana, mereka terbang ke Jerman.

"Ketika saya kehilangan ayah saya, (saya pikir saya) tidak akan pernah merasakan hal yang sama lagi dalam hidup ini. Tetapi ketika saya naik pesawat untuk meninggalkan negara saya, itu lebih menyakitkan daripada kehilangan ayah saya,” ungkapnya.

"Hari jatuhnya Kabul adalah momen terburuk dalam hidup saya. Saya tidak akan pernah bisa meredakan rasa sakit di hati saya. Saya tidak pernah berencana untuk meninggalkan negara saya," katanya.

Zarifa Ghafari berterima kasih kepada pemerintah dan rakyat Jerman karena "menyelamatkan" hidupnya dan keluarganya.