Menu

Ketika Muhammad Kece Pernah Diusir Usai Murtadkan 25 Warga Kampung

Azhar 31 Aug 2021, 14:02
Muhammad Kece. Sumber: Internet
Muhammad Kece. Sumber: Internet

RIAU24.COM -  Kerabat sepermainan Muhammad Kece yang berdomisili di Dusun Burujul, Desa Limusgede, Kabupaten Pangandaran, Asep menceritakan kisaha hidup temannya tersebut.

Menurutnya Muhammad Kece telah dikenalnya sejak duduk di bangku sekolah dikutip dari suara.com, Selasa 31 Agustus 2021.

Semasa hidupnya Muhammad Kece selalu menjadi sorotan banyak teman-temannya.

Namun, entah mengapa, saat mamasuki kelas dua SMP, Muhammad Kece tiba-tiba berhenti sekolah.

Seiring berjalannya waktu, Muhammad Kece tiba-tiba melanjutkan pendidikannya ke Pondok Pesantren Nurul Huda yang berjarak cukup jauh dari tempatnya tinggal.

Pada saat itu dia mulai mendalami islam.

"Kabarnya, dia tak bertahan lama di pesantren, namun tetap menjalankan nilai-nilai keislaman yang diajarkan di ruang pendidikan tersebut," ujarnya.

Pada 1986, dia menikahi santriwati Nurul Huda dan dikaruniai dua orang anak. Setelah kembali ke desanya, Muhammad Kece malah membuat kontroversi soal agama.

Kemudian dia berganti agama dan menjadi misionaris di desanya. Pada 2003, Muhammad Kece didatangai untuk diinterogasi masyarakat dan tokoh agama atas dugaan yang tidak-tidak.

"Dia diminta hengkang dari Desa Limusgede, setengah diusir," ujarnya kembali.

Alasannya karena dia sukses memurtadkan 25 orang di desanya. Untuk nama Kece sendiri merupakan plesetan dari Kafir Celaka.

Istilah tersebut diberikan warga setempat lantaran ulahnya tersebut.